Songket Khas Ogan Ilir, Sumsel, Harganya Mahal Tapi Bertahan Puluhan Tahun, Disukai Istri Pejabat
Songket jenis limar, lepus dan jenis songket lakap yang dijual Rp 5 jutaan, berbahan pewarnaan permanen dari bahan baku benang sutera halus bernomor 1
Editor: Malvyandie Haryadi
"Songket ini mampu bertahan selama puluhan tahun lebih. Mayoritas dipesan para isteri-isteri pejabat pemerintahan," tutur ketua kelompok Sentra Songket Kampoeng BNI ini.
Mayoritas masyarakat yang berdomisili di Desa Muara Penimbung Ulu Indralaya Kabupaten OI, bekerja sebagai pengrajin tenun songket khususnya bagi kaum perempuan.
Sedangkan, sisanya bermata pencaharian sebagai petani, dan peternak baik ikan, ayam maupun itik.
Dengan kemampuan menenun songket yang mereka geluti selama turun temurun. Ternyata, dilirik oleh beberapa perusahaan Perbankan yang telah memberikan pembinaan berupa pinjaman modal usaha seperti Bank BNI, dan binaan sentra kerajinan tenun songket Bank Mandiri.
"Sentra kerajinan binaan Bank BNI yang kami lakukan ini, sejak 5 tahun lalu atau tepatnya pada tahun 2010, telah diresmikan oleh BapakMenteri Perekonomian yang pada saat itu masih dijabat oleh Hatta Rajasa," ujar Mardiah.
Ia menyebut hasil kerajinan songket miliknya telah "go internasional" seperti pada saat mengikuti pameran di Hongkong tiga tahun lalu, semuanya dibiayai oleh Bank BNI.
"Biasanya kami mengirim songket ke pasaran yang berada di luar Sumsel dengan cara banyak, seperti Medan, Pekanbaru, Lampung, Bengkulu, Kalimantan dan Makassar," tambahnya.