Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivitas Erupsi Gunung Sinabung, Sibayak dan Barus Justru Akan Dijual Sebagai Komoditas Wisata

Aktivitas erupsi Gunung Sinabung, Sibayak dan Barus justru akan dijadikan komoditas wisata. Apa tidak berbahaya?

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Aktivitas Erupsi Gunung Sinabung, Sibayak dan Barus Justru Akan Dijual Sebagai Komoditas Wisata
Tribun Medan/DEDY SINUHAJI
Langit hitam dari debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung menutupi Berastagi, Karo, Sabtu (20/6/2015). Masyarakat dihimbau mewaspadai munculnya jalur baru luncuran awan panas Gunung Sinabung yang masih berstatus Awas (level IV). Saat ini pengungsi 10.377 jiwa (2.762 KK) yang tersebar di 10 pos pengungsian di Kabupaten Karo. Tribun Medan/Dedy Sinuhaji 

TRIBUNNEWS.COM - Pelaku usaha sektor pariwisata, terutama perhotelan dan restoran, berupaya mengembangkan wisata erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Hal itu dilakukan agar sektor pariwisata tidak terpuruk akibat aktivitas Sinabung. Masyarakat mendukung upaya itu dan berharap pemerintah setempat mendukungnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Karo Dickson Pelawi di Kabanjahe, Karo, Senin (29/6/2015), mengatakan, erupsi Sinabung telah berdampak negatif bagi sektor pariwisata Karo.

Jumlah kunjungan wisatawan dan tamu hotel berkurang tajam di Karo, terutama di kawasan wisata Kota Berastagi.

Merujuk data Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Karo, jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara berkisar 600-1.000 orang per hari pada hari biasa dan sekitar 7.000 orang per hari saat akhir pekan atau hari libur.

Namun, akibat erupsi Sinabung, kunjungan wisatawan sekitar 200 orang per hari di hari biasa maupun di akhir pekan.

Berita Rekomendasi

”Banyak calon wisatawan yang takut dengan dampak abu vulkanik ataupun aktivitas Sinabung,” ujar Dickson.

Dikatakan, pihaknya berupaya mengatasi itu agar tidak berdampak semakin parah pada sektor pariwisata Karo.

Mereka mencanangkan program wisata taman gunung berapi (volcano park). Program itu menawarkan wisatawan mengunjungi dan menikmati sejumlah gunung berapi di Karo, yakni Sinabung, Sibayak, dan Barus.

Khusus Sinabung, para wisatawan akan diajak untuk melihat aktivitas Sinabung pada pagi, sore, atau malam hari di zona aman, yakni daerah Desa Tiga Pancur di Kecamatan Simpang Empat, Desa Perteguhan di Kecamatan Naman Teran, dan Desa Tiga Kicat di Naman Teran.

”Ketiga desa itu berjarak lebih dari 7-8 kilometer dari Sinabung. Di sana, lokasi yang memungkinkan wisatawan melihat dengan aman aktivitas Sinabung,” ujarnya.

Dickson menuturkan, program itu telah dicanangkan tiga bulan lalu dan mulai dijalankan dalam sebulan ini.

Ada 20 persen hotel dari sekitar 50 hotel di Karo mulai menjalankan program itu.

Mereka menyediakan layanan antar-jemput wisatawan yang ingin melihat Sinabung di lokasi aman itu dengan tarif beragam.

”Respons wisatawan cukup baik, terutama dari negara-negara yang tidak memiliki gunung api aktif. Hampir setiap hari ada wisatawan yang penasaran ingin melihat aktivitas Sinabung, terutama di malam hari. Upaya ini diharapkan bisa mengatasi keterpurukan pelaku usaha sektor pariwisata selama tingginya aktivitas Sinabung,” katanya.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan dukungan pemerintah setempat dalam mengembangkan program itu.

Misalnya, perbaikan akses jalan dan infrastruktur berupa bangunan yang memadai untuk wisatawan menikmati Sinabung di lokasi aman itu.

Eksekutif Asisten Manajer Hotel Sinabung Hill Syahriadi mengaku, pihaknya berharap pemerintah setempat membangkitkan kembali sektor pariwisata Karo yang terpuruk selama tingginya aktivitas Sinabung.

”Saat ini kami sangat terpuruk. Jumlah tamu hotel berkurang 40-50 persen. Jika tak ada upaya dukungan dari pemerintah, kami akan makin terpuruk,” ujarnya. (DRI)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas