Menengok Bekas Tempat Latihan 3.700 Anggota PKI di Monumen Pancasila Jakarta
Dalam pelatihan para anggota PKI diajarkan mulai dari latihan baris berbaris, bongkar pasang senjata , dan teknik bertempur.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Bangsa yang besar adalah bangsa yang meghargai jasa pahlawannya."
Kalimat itu diucapkan Presiden Republik Indonesia ke-1, Ir Soekarno pada pidato Hari Pahlawan tahun 1961.
Mengingat kembali jasa kepahlawan tentu anda tidak lupa kejadiaan penguburan tujuh pahlawan revolusi korban G 30 S PKI (Gerakan 30 September PKI) di Lubang Buaya.
Pintu gerbang Monumen Pancasila Jakarta. (Tribunnews/Reynas Abdila)
Ya, tragedi itu diabadikan dalam sebuah Monumen Pancasila Sakti berletak di Jalan Pondok Gede, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Kepala Monumen Pancasila Sakti, Letkol Drs Kusuma M.Si menceritakan, di monumen ini pengunjung dapat mempelajari sejarah pembenaman tujuh pahlawan revolusi.
"Sisi menonjol dari Monumen Pancasila Sakti adalah pembenaman tujuh pahlawan revolusi. Tujuan pembentukan tak lain untuk memberikan suatu edukasi untuk masyarakat agar kejadian tragis ini tidak terulang," ujarnya kepada Tribun Travel, Kamis (2/7/2015).
Kusuma menambahkan, bentuk perjuangan para pahlawan tidak boleh dilupakan maka monumen inilah yang menjadi penyambung komunikasi dengan pahlawan yang telah gugur.
"Pendirian monumen dalam rangka meneruskan tali komunikasi antar generasi . Monumen ini juga untuk meyuarakan hari peringatan pancasila," katanya.
Sumur Maut (Lubang Buaya)
Sumur Maut atau disebut Lubang Buaya merupakan lokasi PKI menghabisi tujuh jenazah Pahlawan Revolusi.
Lubang buaya. (Tribunnews/Reynas Abdila)
Sumur itu berukuran lebar 75 cm sedalam 12 meter para pahlawan revolusi lalu dikubur ke dalamnya pada tanggal 1 Oktober 1965.
Ketujuh pahlawan tersebut yakni Letjen Ahmad Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S.Parman, Brigjen DI Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Kapten CZI Pierre Tendean.