Banda Aceh Hadirkan Ramadhan Fair Bernuansa Kampung
Aceh memiliki tradisi dan keunikan tersendiri dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Editor: Mohamad Yoenus
Masyarakat juga menghidupkan malam sepuluh terakhir Ramadan dengan menggelar qiyamullail. Sementara itu iktikaf sudah menjadi ritual keseharian.
17 Ramadan atau bertepatan dengan Nuzulul Quran juga ditetapkan sebagai malam menyantuni anak yatim.
Itulah pemandangan yang terlihat di Gampong Ramadhan, Jalan Tepi Kali, Banda Aceh, Minggu (5/7). Seratusan anak yatim dijamu untuk berbuka puasa.
Sementara seribuan paket sembako sudah disiapkan untuk dibagikan kepada fakir miskin.
Saya sendiri menenteng kuah beulangong (kuah kari khas Aceh Besar) untuk dibawa pulang. Indahnya berbagi.
Jalan Tepi Kali terasa nyaman untuk anda yang ingin sekedar ngabuburit.
Jalan sepanjang 500 meter tersebut diapit hijau pepohonan yang bersisian langsung dengan tepian Krueng Aceh.
Krueng berasal dari bahasa lokal yang bermakna sungai.
Semilir angin yang dihembuskan rindang pepohonan dan air sungai yang beriak membelai lembut siapa saja yang datang.
Menghabiskan sore dengan berjalan kaki di sini bisa menjadi pilihan yang menyenangkan.
Keberadaannya menyusup di antara gemah ripah Kota Banda Aceh. Ibu Kota provinsi paling barat nusantara yang semakin berseri usai disapu badai tsunami.
Gampong Ramadhan
Ada belasan stan memenuhi Gampong Ramadhan. Kehadirannya menyemarakkan bulan mulia tersebut.
Aneka takjil digelar, begitu juga kue-kue kering khas Aceh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.