'Berburu' Lumba-lumba di Pantai Lovina, Nikmati Juga Sunset dan Sunrise di Tempat yang Sama
Sekelompok lumba-lumba yang berjumlah 4-5 ekor meliuk di atas permukaan laut, bergerak membelakangi matahari terbit, alias berenang dari arah timur.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Kander Turnip
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Suasana Pantai Lovina, Buleleng, Bali, tampak masih terang tanah, Selasa (30/6/2015) pagi lalu.
Jarum jam menunjukkan pukul 06.05 Wita.
Namun di tengah dinginnya pagi, puluhan jukung (perahu tradisional Bali) yang membawa wisatawan 'pemburu dolphin' bergerak dari bibir pantai menuju ke tengah lautan lepas.
'Berburu' lumba-lumba di Pantai Lovina. (Tribun Bali/Kander Turnip)
"Syukurlah hari ini cuaca cerah dan ombak tidak terlalu tinggi. Kemungkinan kita akan melihat banyak sekali dolphin yang meliuk di permukaan air laut," ujar I Nyoman Suyasa, bendega (pengemudi jukung) yang kami tumpangi.
Wisatawan dikenai tarif Rp 100 ribu per orang untuk menumpang jukung yang jumlahnya maksimal 5 orang per jukung.
Saat itu kebanyakan 4-5 wisatawan lokal yang menumpang dalam 1 jukung, namun ada juga jukung yang ditumpangi hanya 2-3 orang wisawatan mancanegara.
Sekitar sepuluh menit perjalanan dari bibir pantai, Suyasa mematikan mesin jukungnya dan dia mengajak penumpang untuk melihat ke bawah.
Wow, di bawah air laut yang bening, terlihat jelas taman laut dan ikan-ikan yang bergerak riang.
Tampak bintang laut berwarna biru, tumbuhan koral, dan tanaman lainnya indah menghiasi pemandangan bawah laut.
Wisatawan di jukung yang jumlahnya lima orang itu pun bergantian mengabadikan keindahan bawah laut dengan kamerahandphone dan kamera kecil dengan fasilitas water proof.
Tidak lama. Jukung kemudian bergerak lebih ke tengah, ke arah timur.
Seolah berlomba dengan sekitar 40 jukung lain yang sudah lebih dulu bergerak dan yang menyusul di belakangnya.
Di titik sekitar 20 menit perjalanan dari bibir pantai, Suyasa dan para bendega lainnya mematikan mesin jukungnya.