Roti Selai Samahani, Lezat dengan Cocolan Rasa Srikaya tanpa Pengawet
Roti selai (dalam bahasa lokal disebut sele) Samahani hanya bisa kita dapatkan di daerah tempatnya berasal.
Editor: Mohamad Yoenus
Tempatnya sederhana berupa rak kaki lima yang bertenggger di depan warung kopi.
Selain sebagai oleh-oleh, warga sekitar juga kerab menjadikan kudapan ini sebagai teman menyeruput kopi.
Jika makan di tempat anda cukup membayar Rp 4.500 per porsi.
Namun jika membeli untuk dibawa maka dipatok harga Rp 7.000 per bungkus dengan ukuran 2 kali porsi makan di tempat.
Roti yang digunakan adalah jenis roti tawar berbentuk persegi panjang.
Bahan baku tersebut bukan keluaran pabrik, melainkan hasil industri rumah tangga setempat.
Namun yang membuatnya istimewa adalah selai srikaya yang disisipkan ke dalam belahan roti yang dipotong memanjang.
Jika tak ingin memakannya segera, anda tinggal meminta memisahkan roti dan selai dalam bungkus terpisah.
Lalu memotong atau menyobek sesuai selera dan menyantap roti bertekstur lembut dengan selai yang tumpah di dalamnya.
Rasakan lezatnya saat potongan roti masuk ke mulut dan lumer bersama selai srikaya.
“Jika hari-hari biasanya kami bisa menghabiskan hingga 1.500 bungkus roti dengan selai hingga 8 dandang besar. Di sini ada 5 pekerja dan kami sampai kewalahan melayani pembeli yang mengantre,” ujar Adi, seorang pekerja di keude kupi (warung kopi) Dua Saudara.
Proses pembuatan
Adi dibantu seorang rekannya biasanya bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan selai srikaya.
Selai jenis ini menggunakan telur dan tepung sebagai bahan utama.