Kisah Rencong, Senjata Legendaris Kesultanan Aceh
Rencong menggantikan kedudukan pedang karena dinilai keberadaannya tidak mencolok.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Rencong adalah senjata tradisional Aceh.
Konon benda tajam berukuran kecil ini sudah dikenal sejak masa kesultanan pada abad ke-17 masehi.
Rencong menggantikan kedudukan pedang karena dinilai keberadaannya tidak mencolok.
Pada masa itu budaya ngopi sudah akrab dengan masyarakat, sehingga sultan yang ingin ‘blusukan’ memilih membawa rencong untuk berjaga-jaga.
Kini rencong telah bermetamorfosis dan beralih fungsi menjadi cenderamata.
Bagi anda pecinta wisata belanja, maka tidak ada salahnya menambah koleksi bertema etnik.
Terlebih lagi sebilah rencong bukan senjata tajam biasa karena benda ini menyimpan nilai historis.
Di Aceh, rencong kerap dijadikan sebagai cenderamata bagi tamu kehormatan.
Benda tajam yang terbuat dari besi atau kuningan bergagang tanduk atau kayu berukir ini juga populer sebagai souvenir khas.
Pelancong seringkali menyelipkan rencong ke dalam daftar buruan yang diincar untuk ditenteng sebagai oleh-oleh.
Riwayat rencong
Serambi Indonesia berkesempatan menyambangi ‘dapur’ pembuatan senjata tajam legendaris tersebut di Desa Baet Mesjid Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar.
Daerah itu terkenal sebagai sentra pembuatan rencong kekinian.