Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berwisata ke Kelenteng Cu An Kiong di Lasem, Kecamatan Berjuluk Tiongkok Kecil

Masih banyak bangunan kuno bergaya Tiongkok berdiri kokoh dan menjadi tempat tinggal warga.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Berwisata ke Kelenteng Cu An Kiong di Lasem, Kecamatan Berjuluk Tiongkok Kecil
Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan
Kelenteng Cu An Kiong yang berada di Jalan Dasun No 19, Lasem, Rembang, Jateng. 

Setiap ubin mewakili satu lukisan. Total ada 50 lukisan yang disusun hingga ke langit-langit.

"Dulu, ada teman saya yang pergi ke Den Haag (Belanda) dan sempat mampir ke museum khusus Indonesia. Di sana ada peta Lasem buatan 1477, dan Kelenteng Cu An Kiong sudah masuk di dalamnya. Itu berarti, kelenteng ini sudah dibangun sebelum peta itu dibuat," kata pengurus Kelenteng Cu An Kiong, Gandor Sugiharto.

Klenteng Cu An Kiong
Lukisan di satu pintu Kelenteng Cu An Kiong. (Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan)

Ada yang menyebut, kelenteng itu dibangun pada 1335. Sampai sekarang, mayoritas bangunan fisik Cu An Kiong masih asli.

Keleteng ini pernah menjadi lokasi syuting film Ca Bau Kan.

Makco Thian Siang Sing Bo atau Dewa Laut merupakan tuan rumah kelenteng ini.

Namun, ada pula kongco atau dewa lain yang ditempatkan di kelenteng tersebut.

Yang menarik, ada nama dewa berbau Jawa, yaitu Raden Panji Margono.

Berita Rekomendasi

Dewa ini memiliki bentuk dan pakaian yang lebih Jawani karena memakai beskap.

Berbeda dari kongco lain yang asli Tiongkok, kongco Raden Panji Margono tak diberi sesembahan berbau babi setiap kali arak-arakan digelar.

Klenteng Cu An Kiong
Lorong menuju tempat sembahyang utama Kelenteng Cu An Kiong. (Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan)

Raden Panji Margono merupakan pahlawan yang berjuang mengusir penjajah Belanda bersama tokoh Tionghoa saat itu, Tan Kee Wie dan Raden Ngabehi.

Di tempat yang kini menjadi kelenteng itulah mereka menyusun strategi penyerangan meski akhirnya kalah.

Belakangan, umat Tionghoa membuat kongco Raden Panji Margono sebagai bentuk penghormatan.

Perjalanan Kelenteng Cu An Kiong cukup berliku, khususnya saat Orde Baru.

Saat itu, mengecat tembok pun dipersulit aparat pemerintah setempat. Namun, selepas Ore Baru, banyak pejabat mendatangi kelenteng tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas