Ayam Penyet President Mendunia Lewat Singapura, Ini Dia Rahasia Suksesnya
Ayam Penyet President pamornya mendunia lewat outlet-outletnya yang ramai pengunjung di Singapura. Apa rahasia suksesnya?
Editor: Agung Budi Santoso
”Hampir semua bahan bisa saya dapatkan di Singapura, tetapi untuk terasi dan petis memang harus dicari yang rasanya paling pas, yaitu dari Indonesia.
Tanpa itu, mungkin rasa masakan Indonesia akan berbeda. Bukan lagi otentik masakan Indonesia,” ujar Bahar.
Selain terasi dan petis, beberapa perlengkapan tambahan didatangkan Bahar dari Indonesia, seperti kerupuk, emping, avokad, dan gula jawa.
Dalam sehari, satu outlet restoran keluarga Bahar tersebut bisa dikunjungi 600-an konsumen baik orang Indonesia yang berada di Singapura maupun orang Singapura, serta orang Amerika Serikat dan Eropa.
Gerai Ayam Penyet President
Tingginya minat terhadap masakan Indonesia membuat Bahar berencana membuka cabang ayam penyet lagi tahun ini. ”Bisnis makanan di Singapura sebenarnya tidak mudah.
Di awal harus memiliki sertifikat layak berjualan. Kini, kami pun terkendala terbatasnya tenaga kerja sebab ada kebijakan Pemerintah Singapura membatasi pekerja asing bekerja di Singapura,” ujar Bahar.
Akhirnya, Bahar harus kreatif dalam berjualan.
”Bagaimana caranya kami bisa menyajikan makanan dengan cepat dan baik menggunakan tenaga terbatas,” kata Bahar.
Kualitas dan konsisten
Untuk mempertahankan bisnis kuliner tersebut, pagi hari sebelum restoran buka, Bahar meminta pegawainya untuk mencicipi rasa masakan Indonesia tersebut agar kualitasnya tidak menurun.
”Kami berusaha konsisten dengan menu dan rasanya. Jika tidak konsisten, pelanggan tidak akan bertahan,” ujar lulusan jurusan elektronika di Nanyang Technological University tersebut.
Saat ini, Ayam Penyet Presiden sudah memiliki segmen pasar tersendiri, yaitu kalangan menengah ke bawah Singapura.
Harga per porsi makan di sana rata-rata 10 dollar Singapura (sekitar Rp 100.000). Ke depan, ada keinginan Bahar untuk merambah usaha kuliner di kelas menengah atas.
”Semua lini usaha harus dicoba kalau ingin menjadikan kuliner Indonesia semakin dikenal dunia. Namun, harus bertahap, dan tidak gegabah. Yang penting, yang ada sekarang dimaksimalkan dahulu. Kalau kita konsisten mengenalkan kuliner Indonesia, lama-lama masakan Indonesia akan mendapat tempat di dunia,” ujar Bahar.
Pengalaman Bahar dengan Ayam Penyet Presiden diharapkan bisa diikuti oleh para pengelola restoran masakan khas Indonesia yang lain. (Dahlia Irawati)