Goa Stalaktit dan Stalakmit Weta, Lokasi Persembunyian Warga Talaud
Nama Weta diambil dari nama orang yang menemukannya sewaktu penjajahan Jepang dulu.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Manado, Finneke Wolajan
TRIBUNNEWS.COM, TALAUD - Talaud atau disebut tanah Porodisa yang berarti surga memang menyajikan keindahan alam yang tiada habisnya.
Selain indahnya wisata bahari di pulau terbesar di Kabupaten Kepulauan Talaud, Karakelang punya pesona goa stalaktit dan stalakmitnya.
Goa itu bernama Weta, yang dinamakan penduduk sekitar.
Weta ini diambil dari nama orang yang menemukannya sewaktu penjajahan Jepang dulu.
Dari cerita masyarakat, goa ini merupakan saksi bisu persembunyian warga Talaud dari tentara Jepang pada waktu itu.
Mereka tinggal berbulan-bulan di dalam goa untuk menghindari tentara Jepang, dan hanya keluar jika waktu malam.
Goa Weta, di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulut. (Tribun Manado/Finneke Wolajan)
Goa ini mempunyai panjang sekitar 400 meter dan tembus ke ujung goa lainnya di perbukitan.
Cahaya matahari tak tembus di goa ini, sehingga untuk ke sini disarankan membawa penerang.
Kepakan sayap kelelawar kecil yang sering muncul tiba-tiba menjadi kejutan bagi pengunjung.
Terlebih variasi stalaktit dan stalakmitnya sungguh memberi sensasi petualangan yang seru.
Kondisi alam di sekitar goa Weta masih sangat natural, berada di tengah hutan. Banyak tumbuh pohon besar serta rumput dan lumut.
Menyusuri hutan, jalan setapak menurun kemudian menghantar sampai ke pintu goa, yang untaian stalaktit bergradasi dari abu-abu ke hijau langsung kelihatan.
Goa Weta, di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulut. (Tribun Manado/Finneke Wolajan)
Lebar goa yang berukuran sekitar tiga meter memudahkan untuk mengeksplorasinya.