Tahu Gimbal Bumbu Kacang dan Tumpeng Spesial, Menu Unik Resto Madam Tan di Denpasar
Ini keunikan Resto Madam Tan di Denpasar, menggabungkan konsep menu China peranakan, Asia dan barat sekaligus.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Madam Tan yang berpusat di Yogyakarta kini membuka cabang terbarunya di Jalan Cok Agung Kresna No 55, Renon, Denpasar, Bali.
Resto yang masih dalam soft opening ini sudah mulai beroperasi sejak 2 Juli 2015.
Hal berbeda disuguhkan Madam Tan cabang Bali ini dengan menggabungkan konsep dari tiga outlet Madam Tan yang berada di Yogyakarta, yaitu Madam Tan Classic, Madam Tan Ristorante, dan Madam Tan Wok Bar.
Otomatis hidangan yang disajikan perpaduan dari masing-masing outlet berupa masakan peranakan, Asian food, dan western.
“Kami membawa konsep yang ada di sini dari Yogyakarta dengan masing-masing outlet yang memiliki konsep berbeda. Kami tambahkan menu Jimbaran, seperti ikan bakar, kerang, udang dan kita tampilkan di Madam Tan di Bali, ” ujar Operational Manager Madam Tan Resto, Timothius Suhandy.
Tahu gimbal bumbu kacang, salah satu menu di Resto Madam Tan di Denpasar, Bali (Tribun Bali/ Ayu Dessy Wulansari)
Beragam jenis sajian dihadirkan dengan cita rasa yang sudah menjadi standar Madam Tan.
Menu komplet mulai dari hidangan pembuka hingga pencuci mulut ada di tempat ini. Hidangan yang menjadi favorit pengunjung pun cukup banyak.
Menurut Chef Executive Madam Tan Resto, Muchammad Fuuzi, Nasi Goreng Gudeg menjadi menu yang ditonjolkan.
Hidangan ini dibuat dengan mencampurkan bahan gudeg dan nasi yang kemudian digoreng.
“Untuk sementara ini karena mengangkat nama Madam Tan dari Yogyakarta, jadi kami masih andalkan menu Yogyakarta yaitu Nasi Goreng Gudeg. Untuk pasta dan pizza itu ada Oseng Mercon sama Pizza Madam Tan,” ungkap Fuuzi.
Namun, ia mengaku masih kesulitan untuk mendapatkan rambak yang dijadikan krecek.
Sedangkan krecek selalu ada dalam hidangan gudeg.
Pihaknya masih berusaha mendapatkan supplier krecek di Bali agar tidak harus selalu didatangkan dari Yogyakarta.