Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Museum Aceh Suguhkan 3 Jajanan Tradisional yang Mulai Langka, Mau Coba?

Ragam kuliner ini merupakan simbol yang mengakar dari nilai-nilai tradisi, menjadi bagian dari napas dan ritual budaya suatu daerah.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Museum Aceh Suguhkan 3 Jajanan Tradisional yang Mulai Langka, Mau Coba?
Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Proses pembuatan penganan tradisional apam. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Penganan tradisional di berbagai daerah di Indonesia tak sebatas menjadi kudapan saja.

Ragam kuliner ini merupakan simbol yang mengakar dari nilai-nilai tradisi, menjadi bagian dari napas dan ritual budaya suatu daerah.

Tepat di umurnya yang menginjak seabad, Museum Aceh menyuguhi aneka penganan tradisional.

Keberadaan kue-kue itu mulai tergerus bersama zaman. Tak heran kalau lantas generasi muda kurang akrab atau malah asing sama sekali.

Menariknya panitia yang menghelat acara tak hanya membebaskan pengunjung untuk icip-icip, namun di sini pengunjung juga bebas mencoba membuatnya.

kue tradisional
Proses pembuatan penganan tradisional keukarah. (Serambi Indonesia/Nurul)

Yang mereka kemas tak sekedar demo masak, tapi upaya menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi warisan leluhur yang mulai luntur.

Berita Rekomendasi

Menghidupkan kembali romantisme dalam sepotong penganan tradisional.

1. Apam


Kue tradisional sejenis serabi ini merupakan penganan yang kerab hadir pada upacara kematian.

Dalam budaya masyarakat Aceh, kudapan yang disantap bersama santan yang dimasak secara terpisah ini disajikan kepada para tetamu yang melayat pada hari ke-15.

Apam atau serabi ini mempunyai kedudukan khusus, sehingga dalam kalender Aceh tersebutlah sebuah bulan yang dikenal sebagai bulan kenduri apam.

Saat itu, semua warga Aceh, terutama di pelosok daerah membuat apam dan membagi-bagikannya kepada tetangga atau menyuguhinya kepada tetatmu yang berkunjung.

Seperti halnya kebanyakan kue tradisional, apam juga menggunakan bahan-bahan yang sudah menjadi penghuni dapur.

Kudapan ini menggunakan tepung beras dan santan sebagai bahan utama. Untuk mempertahankan citarasanya, apam dimasak menggunakan wajan tanah tertutup di atas bara api, tanpa menggunakan minyak.

Halnya ini guna menghasilkan citarasa apam yang gurih lagi matang sempurna. Penganan ini enak disantap selagi hangat.

Rasakan nikmatnya saat apam atau serabi lumer ke dalam mulut bersama lezatnya santan.

2. Roti jala

 roti jala
Roti Jala. (Nurul Hayati/Serambi Indonesia)

Pembuatan roti jala terbilang susah-susah gampang.

Pasalnya kudapan yang menggunakan bahan utama berupa tepung beras dan telur itu bentuknya tipis saja sehingga sangat mungkin bila koki belum mahir benar akan merusak tampilan.

Roti jala biasanya hadir pada saat perayaan hari besar seperti lebaran.

Roti jala dimasak di atas wajan atau teflon yang sudah diolesi minyak goreng. Persis seperti membuat telur dadar.

Disebut roti jala karena bentuknya menyerupai jala. Sejumput adonan disiram sedikit demi sedikit ke atas wajan dengan cara zigzag sehingga berbentuk jejaring.

Setelah dirasa matang lantas diangkat dan disajikan bersama kuah kari.

Seperti lazimnya kuliner Aceh yang dikenal sebagai kaya rempah, kuah kari yang menemani acara santap roti jala juga kental dengan santan dan tajam dengan aroma rempah.

Potongan daging ayam yang terdapat dalam kuah kari menambah kelezatan dan terasa cukup mengeyangkan.

3. Keukarah


Keukarah merupakan penganan yang kerab hadir pada hari besar seperti tatkala lebaran tiba.

Selain itu makanan yang juga populer dengan sebutan sarang burung itu juga merupakan item ‘wajib’ dalam ritual adat perkawinan.

Menjadi pengisi hantaran dari keluarga mempelai laki-laki untuk mempelai perempuan saat lamaran dan resepsi dilangsungkan.

Yang membuatnya unik justru cara memasaknya. Adonan diciduk menggunakan tempurung kelapa yang dibelah dan bagian bawahnya dibolongi sebesar sekira biji kacang hijau.

Untuk memudahkan proses pembuatan, batok kelapa yang menjadi peralatan membuat keukarah dilengkapi dengan gagang yang juga terbuat dari kayu.

Adonan lantas ditiriskan di atas minyak panas dengan api sedang. Disiram tipis-tipis hingga membentuk tepung garing keriting.

Digoreng beberapa menit dalam minyak banyak hingga kuning kecoklatan dan disajikan dalam berbagai bentuk.

Jika disimpan dalam wadah tertutup, kue kering ini bisa berumur hingga 1 bulanan.

Nah! Itu dia sederet penganan tradisional yang mempunyai makna dan nilai tersendiri dalam tradisi masyarakat Aceh. Mau coba?

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas