Di NTB, Hanya Ada 3 Pemandu Wisata yang Mampu Berbahasa Mandarin
Menurut survei yang dihimpun oleh salah satu situs perjalanan terbesar di dunia, Gili Trawangan, merupakan pulau wisata paling terjangkau dari biaya.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Nusa Tenggara Barat kekurangan pemandu wisata yang menguasai Bahasa Mandarin.
Padahal, wisatawan mancanegara (wisman) Tiongkok menjadi salah satu negara yang paling banyak mengunjungi Indonesia.
Wisatawan menuju Gili Trawangan menggunakan kapal cepat dari Teluk Nara, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. (kompas.com/ I Made Ashdiana)
“Kendala kita yaitu guide (pemandu wisata) yang berbahasa asing. Jumlah pemandu wisata yang bisa berbahasa Mandarin hanya tiga orang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Lalu Moh. Faozal usai jumpa pers “Lombok Sumbawa Pearl Festival” di Jakarta.
Ia membandingkan dengan jumlah pemandu wisata yang menguasai Bahasa Mandarin di Bali.
Faozal mengatakan terdapat lebih dari 20 orang pemandu wisata yang mampu berbahasa Mandarin.
“Tapi kita tetap berupaya untuk memenuhi nilai maksimal tour guide untuk wisatawan Tiongkok,” katanya.
Faozal mengatakan bahwa pihaknya akan memberi pelatihan bahasa asing yaitu Mandarin untuk para pemandu wisata.
Dengan demikian, lanjut Faozal, wisman Tiongkok tetap dapat berwisata di Nusa Tenggara Barat.
Pesona wisata Gili Trawangan, Lombok. (Traveling Dictionary)
Menurut survei yang dihimpun oleh salah satu situs perjalanan terbesar di dunia, Gili Trawangan, Lombok, merupakan pulau wisata paling terjangkau dari segi biaya pengeluaran per harinya (termasuk penginapan, makanan, layanan pijat, dan lain-lain).
Nilai ini dibandingkan dengan pulau wisata lain yang ada di Asia Tenggara, bahkan Pulau Bali.
Gili Trawangan memiliki pantai yang menghadap ke barat maupun timur.
Pantainya pun memiliki pesona yang berbeda di setiap sisinya.
Pantai yang berada di timur lebih ramai oleh wisatawan dan penduduk lokal karena dekat dengan dermaga dan merupakan pusat aktivitas ekonomi di pulau tersebut.
Sebagai informasi, pada tahun 2014, kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia sebanyak 959.231 orang.
Pada tahun 2015, Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia sebanyak dua juta pengunjung.