Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto, Bukan Untuk Mengultuskan Tapi Mengingat Jasanya

Di lokasi Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto ini, sang jenderal pernah dikejar-kejar oleh Belanda. Tak ketemu, malah ayahnya yang ditembak.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto, Bukan Untuk Mengultuskan Tapi Mengingat Jasanya
TRIBUN JOGJA/ HAMIM THOHARI
Suasana Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto di Bantul, Yogyakarta 

TRIBUNNEWS.COM - "The Smiling General" menjadi sebuah judul buku biografi mantan Presiden RI, Soeharto, hasil dari penulis asal Jerman Barat, OG Roeder.

Julukan tersebut juga yang menjadi sangat populer di dunia internasional karena jenderal yang satu ini memang dikenal dengan raut mukanya yang selalu tersenyum.

Jenderal yang mengambil alih kekuasaan dari Presiden Soekarno, dan resmi menjadi presiden untuk Indonesia pada tahun 1968 ini, memang sarat kontroversi.


Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto tampak depan

Terlepas dari beberapa kasus kontroversial dan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya, kita tentunya juga harus menghargai peninggalan beliau yang juga menjadi sejarah besar perkembangan negara Indonesia.

"Jasmerah" alias "jangan sekali-kali melupakan sejarah" merupakan semboyan yang diucapkan Presiden Soekarno dalam pidato terakhirnya pada tahun 1966. Semboyan ini yang sudah sewajibnya berlaku bagi kita para penerus bangsa.

Hal ini mungkin yang menjadi alasan adik tiri Jenderal Besar Soeharto, Probosutedjo, membangun lokasi memorial untuk mengenang kembali sejarah kekuasaan Presiden Soeharto.

Museum yang diresmikan tepat pada hari lahir Soeharto, yaitu pada 8 Juni, tahun 2013, ini dibangun persis di area rumah masa kecil Pak Harto.


Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto
Berita Rekomendasi

Terletak di Desa Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, museum ini bukan untuk mengultuskan sosok Presiden Soeharto, melainkan sebagai tempat untuk mengenang kembali jasanya saat memimpin Indonesia.

Jika melihat kembali sejarah Agresi Militer Belanda II, desa ini sempat diserang oleh Belanda yang memburu Soeharto hingga pelosok desa, tetapi mereka tidak menemukannya.

Akibatnya, pasukan Belanda melakukan pembersihan dengan menembak mati para pemuda di Desa Kemusuk, bahkan hingga menewaskan R Atmoprawiro, ayah dari Probosutedjo dan Soeharto.

Dalam kunjungan museum ini, rombongan karyawan dan pedagang Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjalani rangkaian ziarah untuk menyambut HUT TMII.


Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto

Kedatangan mereka langsung disambut oleh penjaga museum di joglo seluas lebih kurang 600 meter persegi yang berfungsi sebagai penerima tamu, tepat di belakang monumen tinggi Soeharto.

Joglo ini juga dialihfungsikan sebagai tempat presentasi awal pemutaran film sejarah Jenderal Besar Soeharto sejak menjadi prajurit hingga menjadi presiden, sebelum pengunjung memasuki museumnya langsung. (Kompasiana.com/ Kevinalegion)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas