Serabi Kuah Khas Ponorogo, Santapan Warga Seusai Salat Subuh
Pada dasarnya bahan serabi dan cara masaknya sama. Hanya saja tiap daerah mempunyai cita rasa dan kekhasan yang berbeda-beda.
Editor: Malvyandie Haryadi
Di Ponorogo selain mbah Tini banyak lagi yang jualan serabi, hampir di pojokan perempatan ada yang jualan, seperti di perempatan Tonatan, dan perempatan Tambak Bayan.
Selain itu, padagang serabi juga mudah ditemui di perempatan Pasar Pon, perempatan pabrik es, bundaran timur pasar Legi dan perempatan depan kecamatan kota (Bangunsari) di atas.
Mbah Tini mulai jualan jam 3 pagi dan siap (matang) jam 4 pagi ketika orang-orang sudah keluar masjid.
Tidak tahu mengapa ciri khas jualan mereka di pinggir jalan, perempatan dan dekat masjid dan bukannya menjelang subuh sampai jam 6-an pagi.
Ketika ditanya ini sudah turun temurun sejak dari neneknya dulu.
Serabi Ponorogo dibuat dari bahan adonan tepung beras yang dicampur santan, encer mirip membuat jenang sumsum.
Hanya saja dikasih bumbu garam secukupnya untuk membuat gurihnya. Lalu dituang di kereweng yang dipanasi bara api dari arang.
Penjual srabi diperempatan depan kecamatan Kota (Bangunsari). (Kompasiana/Nanang Diyanto)
Cara penyajianya ditaruh di mangkok dikasih kuah santan dan gula, bagi yang tidak suka manis cuma memakai santan, dan bila tidak suka santan dan manis menggunakan parutan kelapa muda.
Dan paling enak dinikmati ketika panas sambil duduk nongkrong di dekat penjualnya sambi menghangatkan badan di dekat perapian. (Kompasiana/Nanang Diyanto)