Kasab, Sulaman Benang Emas di Kain Beludru, Khas Aceh, Dulu Jenisnya Mewakili Status Sosial
Penggunaan kasab konon sama dengan rencong. Dahulu, jenisnya mewakili status sosial yang belakangan tidak lagi dipermasalahkan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Satu lagi kerajinan khas Aceh yaitu kasab.
Kasab merupakan kerajinan benang emas di atas kain beledru.
Pengunjung peringatan 100 Tahun Museum Aceh melihat proses pembuatan kasab. (Nurul Hayati/Serambi Indonesia)
Bagi masyarakat tradisional yang berdiam di provinsi paling barat Indonesia itu, penggunaan kasab sama dengan rencong.
Konon jenisnya mewakili status sosial yang belakangan tidak lagi dipermasalahkan.
Sebut saja penggunanan kuning yang identik dengan warna raja diraja, merah sebagai hulubalang atau panglima, hijau sebagai ulama, sedangkan hitam sebagai warna rakyat jelata.
Selain warna, corak juga menjadi pembeda sekaligus menyimpan makna filosofis.
Bagi Aceh yang menjadi gerbang masuknya Islam ke Nusantara dan Asia Tenggara, kasab bukan sebatas dekorasi, bukan sekedar estetika.
Atraksi kriya berupa kasab (sulaman khas Aceh). (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Lebih dari itu, corak kasab merupakan simbol yang menyiratkan ketaatan beragama yang sudah melebur dengan budaya.
Kasab dalam seabad Museum Aceh
Baru-baru ini kerajinan tradisional tersebut dihidupkan kembali dalam peringatan seratus tahun Museum Aceh.
Sulaman kasab mempunyai banyak motif dan guna memperindah tampilannya sering dihiasi dengan manik-manik.
Dari segi motif kebanyakan menyulam corak floral atau tetumbuhan.