Kedai Coffeephile Palembang, Tempat Kongkow Sembari Menikmati Kopi Bercitarasa Nusantara
Berawal dari hobi, empat sekawan, Imam, Asep, Eki dan Rean sepakat membuka kedai kopi bernama Coffeephile di kawasan Plaju, Palembang.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Yuliani
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Berawal dari hobi, empat sekawan, Imam, Asep, Eki dan Rean sepakat membuka kedai kopi bernama Coffeephile di kawasan Plaju, Palembang.
Tempat ini dianggap strategis, karena memang banyak mahasiswa dan anak-anak muda yang hobi nongkrong.
Susana peracikan kopi hingga menjadi minuman yang lezat di kedai Coffeephile. (Sriwijaya Post/Yuliani)
Mengusung konsep ala kafe sederhana yang bisa dinikmati semua kalangan, kedai Coffeephile ini resmi beroperasi pada tanggal 23 april 2015 lalu dan bertempat di Ruko, Jalan A Yani no 30 D Plaju.
Jam operasional pun buka dari pukul 11.00 hingga dini hari. Tak jarang jika ada pertandingan sepakbola, kedai ini selalu ramai.
Asal nama Coffeephile ini sendiri terdiri dari bahasa latin. Choffee yang berarti kopi, dan Phile artinyanya menyukai atau mencintai.
"Karena disini memang tempatnya penyuka dan pecinta kopi, jadi jangan sungkan untuk kongkow-kongkow disini," ungkap mahasiswa pascasrjana Unsri ini.
Para owner dan pendiri Coffeephile saat bersosialisasi di Jakabaring dalam sebuah event beberapa waktu lalu. (Sriwijaya Post/Yuliani)
Kedai kopi ini tentu saja memberikan keuntungan tersendiri bagi pendiri Coffephile.
Apalagi jenis kopi yang ditawarkan merupakan kopi lokal yang orisinil.
"Kita punya single original Pagaralam, Semendo (Pulau Panggung), dan Lahat (Jarai). Jadi kita prioritaskan kopi lokal dulu. Namun kita tetap juga sediakan kopi nusantara lainnya," ungkap Imam.
Menurutnya, kopi bukanlah sekedar minuman. Namun sudah menjadi budaya, edukasi bahkan lifestyle bagi masyarakat Indonesia.
"Ada juga sebagian orang yang mengansumsikan kopi merupakan minuman pereda konflik, jika ada hal rumit yang ingin diselesaikan maka cukup duduk dan menikmati dulu segelas kopi. Sederhana, simpel, namun membudaya," jelasnya.
Sayangnya, meski Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar di dunia setelah Vietnam dan Brazil, tetap saja sebagian besar kopi berkualitas diekspor ke luar negeri.
Sedangkan rakyat Indonesia sendiri hanya menikmati kopi kualitas rendah (hasil sortiran).
Selain itu, sebagian kopi berkualitas lainnya dijual di kafe-kafe bonafide milik pengusaha asing yang harganya sulit dijangkau oleh masyarakat umum.
"Dan kedai Coffeephile ini berdiri sebagai salah satu sarana agar semua orang bisa menikmati kopi nikmat berkualitas milik negeri sendiri dengan harga yang terjangkau. Prinsip kita, semua orang bisa ngopi enak," ujarnya.