Hutan Mati di Gunung Papandayan, Suasananya Agak Seram Tapi Pemandangannya Pikat Para Pendaki
Memasuki trek pendaki akan disuguhi jalanan bebatuan yang cukup licin berpasir. Bau belerang bakal tercium menyengat dari asap kawah berwarna putih.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendaki gunung kian marak digemari masyarakat karena dapat dilakukan oleh siapapun, baik laki-laki maupun perempuan, dan tak dibatasi usia.
Fahdi (28) contohnya, penakluk gunung yang sudah malang melintang ini belum lama berada di pucuk gunung Papandayan di wilayah Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Memasuki trek pendaki akan disuguhi jalanan bebatuan yang cukup licin berpasir. (Dok Fahdi)
Sudah kali keempat ia merasakan sensasi menanjaki trek Gunung Papandayan sejak pertama kalinya yaitu saat masih duduk di bangku kuliah.
"Saya mulai rutin dan konsisten naik ke gunung mulai zaman kuliah sampai sekarang," aku pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta tersebut kepada Tribun Travel, Rabu (2/9/2015).
Gunung Papandayan yang memiliki ketinggian 2.265 meter di atas permukaan laut itu memang memiliki panorama yang indah dan memesona.
Menurutnya, Gunung Papandayan mempunyai magnet luar biasa bagi wisatawan lokal maupun asing termasuk dirinya yang tergolong kecanduan naik gunung.
Trek atau jalur mendaki di sini memiliki tingkat kesulitan yang tidak terlalu berat hanya saja pada musim panas pasirnya kerap mengganggu.
"Sebenarnya tidak ada kesulitan untuk nanjak ke gunung Papandayan karena levelnya bukan sekelas Rinjani tetapi karena trek berpasir jadi sulit buat bernafas," ujar Fahdi menerangkan.
Menikmati sunrise di puncak Gunung Papandayan. (Dok Fahdi)
"Sudah gitu Papandayan tipikal gunung yang jarang ditumbuhi pepohonan makanya teriknya terasa banget," tambah dia.
Di gunung Papandayan terdapat bunga Edelweis yang disebut bunga keabadian dan hutan mati yang mampu memikat perhatian para pendaki.
Selayaknya gunung, bagi pendaki pemula jarak tempuhnya hanya memakan waktu lebih kurang setengah jam untuk mencapai puncak.
"Paling selama-lamanya dari bawah ke atas cuma setengah jam lebih lah, memang pendek gunung ini," katanya.
Gunung yang dahulu pernah meletus di tahun 1772 ini memiliki dua trek untuk dilintasi mencapai gerbang Papandayan yakni Cisurupan dan Pengalengan.