Ini Bentuk Tiket Masuk Istana Buckingham Inggris dan Imbalan Diterima Atas Tarif Masuk yang Mahal
Inilah bentuk tiket masuk Istana Buckingham Inggris dan imbalan yang diterima pengunjung atas mahalnya tarif masuk sebesar 20,5 pounds (Rp 450 ribu).
Editor: Agung Budi Santoso
Setiap orang akan dipinjami pemandu elektronik berupa perangkat genggam lengkap dengan penyuara di telinga.
Perangkat tersebut akan memaparkan informasi dalam berbagai bahasa secara audio ataupun gambar beserta video di layar. Menu yang ditampilkan di layar adalah nama ruang-ruang yang dilalui pengunjung.
Cara kerjanya, begitu pengunjung memasuki ruangan tertentu, mereka bisa mengaktifkan rekaman suara dan mendengarkan penjelasan dari narator mengenai sejarah dan informasi menarik dari ruang tersebut.
Tidak ketinggalan beberapa informasi pendukung dari karya seni yang dipajang, termasuk kisah di balik beberapa barang yang dipamerkan.
Detail
Pengunjung wisata Istana Buckingham hanya memiliki satu rute untuk berjalan, dimulai dari ruang depan, tangga besar, lorong berisi koleksi karya seni, ruang pertemuan, hingga berakhir di halaman belakang.
Setiap memasuki ruangan baru, mereka tinggal membuka menu dan memilih informasi mengenai ruang tersebut.
Istana Buckingham di London, Inggris.
Terdapat pembatas yang memisahkan pengunjung dengan beberapa pajangan, seperti patung, vas, dan lukisan.
Detail yang ada di dinding dan bersebelahan dengan rute jalan pengunjung dilapisi oleh akrilik untuk menghindari kerusakan pada perabot yang kebanyakan disepuh dengan emas.
Koleksi yang ditampilkan adalah barang-barang yang dipergunakan secara langsung oleh Ratu Elizabeth II ataupun pendahulunya. Tidak jarang dipajang foto yang menampilkan aktivitasnya di ruangan tersebut sewaktu menjalankan tugas kenegaraan.
Setiap ruangan memiliki tema yang berbeda, termasuk fungsinya di masa lalu dan dibandingkan dengan masa kini.
Menyimak penjelasan dari pemandu elektronik, pengunjung akan mendapatkan informasi sekaligus alasan untuk menyimak sebagian detail ruangan yang disebut seperti ukiran di langit-langit, pemilihan warna ruang, hingga isi lukisan yang dipajang.
Saat itulah baru disadari bahwa larangan untuk mengoperasikan kamera dan ponsel di dalam istana membawa berkah.
Semua pengunjung larut mendengarkan pemaparan pemandu elektronik sambil sesekali menyapu pandangan ke detail ruangan.
Tidak ada pengunjung yang sibuk mengambil gambar dengan kamera, apalagi sibuk berfoto diri (selfie) karena akan langsung ditegur oleh petugas yang tersebar di setiap ruangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.