Agar Biaya Untuk Berlibur Tidak Mengganggu Anggaran Belanja Lain, Ini Tips Mengaturnya
Anda jenuh rutinitas pekerjaan? Itu artinya sudah saatnya liburan? Dan agar biaya berlibur tidak mengusik pos pengeluaran lain, ini cara mengaturnya.
Editor: Agung Budi Santoso
Lain halnya, jika liburan dilakukan sekitar 2–3 tahun lagi atau bahkan lebih lama. Anda sudah harus memperhitungkan kenaikan biaya nantinya.
Jangan lupa, jika sudah memperoleh nilai uang yang harus disisihkan, Anda tetap harus mempertimbangkan dengan kemampuan finansial. Jika tidak cukup, maka rencana liburan harus disesuaikan, yakni dengan menurunkan kenyamanan atau pilihan gaya hidup.
Selain disisihkan dari pendapatan bulanan, persiapan dana liburan juga bisa diambil dari pendapatan tahunan Anda, seperti bonus, THR, dan lain-lain. Hanya, pastikan tidak ada keperluan penting lainnya yang hendak dipenuhi dengan dana tersebut.
Syahrini dalam berbagai gaya saat berlibur.
• Pilihan reksadana
Ada berbagai instrumen investasi yang bisa dipakai untuk mengumpulkan dana liburan. Salah satunya, reksadana.
Sayangnya, untuk persiapan liburan dalam jangka pendek, belum banyak orang yang familiar menggunakan produk reksadana. "Kalau untuk liburan, banyak orang memilih produk tabungan. Reksadana belum familiar," kata Eko.
Meski begitu, Panin Asset Management punya beberapa produk untuk liburan yang direncanakan dalam jangka setahun. Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja mengatakan, pilihan produk untuk liburan adalah Panin Dana Utama Plus 2. Produk ini bisa jadi alternatif ketimbang menyimpan uang di tabungan.
Ridwan melanjutkan, untuk liburan dengan jangka waktu yang pendek di bawah setahun, investor bisa memilih reksadana pasar uang.
Panin memiliki produk, yaitu Panin Dana Likuid dengan kebijakan investasi 100% dana kelolaan ditempatkan pada instrumen pasar uang. Jatuh tempo produk ini di bawah setahun.
Kinerja produk ini cukup bagus karena sejak diluncurkan pada Juli 2012, imbal hasil produk ini mencapai 17,76%. Ridwan lebih menyarankan reksadana ini ketimbang deposito yang tak bisa setiap saat dicairkan. “Faktor likuiditas jadi keunggulan dari reksadana,” tutur dia.
Direktur Samuel Asset Management Agus B. Yanuar mengatakan, saat ini masyarakat sudah bisa mempertimbangkan reksadana sebagai alternatif untuk persiapan dana liburan.
“Ada klien kami yang merupakan pendaki gunung. Jadi, biaya pendaki gunung tiga tahun ke depan, direncanakan dari sekarang,” ungkapnya.
Kalau digunakan dua tahun atau tiga tahun mendatang, Agus menyarankan investor untuk membeli produk reksadana campuran atau pendapatan tetap.
Atau kalau mau jangka waktu lebih lama, misalnya akan berwisata lima tahun yang akan datang, investor bisa ambil produk yang berbasis saham, baik reksadana campuran atau reksadana saham.
Adapun penarikan dana bisa dilakukan saat akan digunakan, dengan kondisi pasar seperti apapun. Agus mengatakan, ini sama halnya dengan reksadana dengan tujuan pendidikan.
Setiap tahun, dana pasti ditarik sesuai kebutuhan, misalnya ketika membayar SPP pada awal tahun ajaran, yakni pertengahan tahun. Untuk liburan pun seperti itu, dana ditarik ketika mendekati liburan. Makanya, yang paling menentukan reksadana saham itu untuk uang yang digunakan di atas tiga tahun atau sekitar lima tahun.
Pada dasarnya, kata Agus, semua jenis tujuan keuangan bisa diakomodasi oleh produk reksadana. Yang menarik, produk reksadana sangat terjangkau, mulai Rp 100.000 dan bisa mulai atau ditarik kapan saja seperti tabungan.
“Tapi dalam jangka menengah dan panjang, imbal hasilnya lebih tinggi,” sebut dia.
Bila memang ingin merencanakan liburan tiga tahun mendatang, Agus menyarankan produk SAM Dana Berkembang dan SAM Syariah Berkembang. Sementara, untuk produk reksadana saham ada SAM Syariah Equity Fund dan SAM Indonesia Equity Fund.
Secara historis, dengan menggunakan data Juli, reksadana saham dalam lima tahun terakhir hanya memberi imbal hasil 6,3% per tahun lantaran ada koreksi besar di 2013 dan tahun ini.
Sementara, dalam jangka 10 tahun, dari 2005, imbal hasil reksadana saham mencapai 12,2% per tahun.
Untuk reksadana campuran, imbal hasil sekitar 9,4% per tahun, sementara inflasi sekitar 7%. Dengan kata lain, return-nya masih di atas inflasi.
Agus menambahkan, untuk menggaet investor yang hobi traveling, SAM sengaja berpromo di media, seperti National Geographic. “Kami ingin memperluas segmen pasar saja, jadi SAM juga menyasar investor yang punya hobi berwisata atau berpetualang,” ucapnya.
Mari, rencanakan liburan dengan baik dan bijak agar bisa berlibur dengan tenang dan nyaman! (Ani Kristanti/ Marantina)