Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Sengaja Dirancang Berdampingan, Simbol Toleransi Ide Bung Karno
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral sengaja didesain dengan lokasi berdekatan, ide Bung Karno mewujudkan toleransi beragama di negerinya.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inspirasi pembangunan Masjid Agung Istiqlal didapat dari sosok Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Butuh waktu 17 tahun untuk membangunnya sampai akhirnya pada tanggal 22 Februari 1987, Presiden kedua Soeharto meresmikannya sebagai masjid nasional.
Ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara, baik dari struktur maupun kapasitasnya yang mencapai 120.000 jamaah.
Lokasi masjid ini berada di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Juanda, Jakarta Pusat, arah timur laut dari Lapangan Merdeka dan di seberang Gereja Katolik Katedral.
Masjid Istiqlal dirancang oleh Frederick Silaban pada tahun 1954 yang merupakan seorang arsitek Kristen dari Sumatera Utara.
Interior Masjid Istiqlal.
Interior masjid terbilang sederhana dengan ruang sembahyang yang sangat luas serta kubah berdiameter 45 meter ditopang oleh 12 pilar.
Di setiap sisinya terdapat 4 lantai balkon yang saling terhubung.
Masjid Istiqlal menjadi ikon yang sangat dibanggakan tidak hanya kaum Muslim tetapi juga penduduk Jakarta.
Terbukti kala Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama melakukan kunjungan ke Indonesia selama 18 jam.
Ia secara khusus menyempatkan diri untuk datang ke Masjid Istiqlal, lewat pernyataannya Obama memuji Masjid Istiqlal sebagai simbol toleransi umat beragama.
Dan juga cerminan karakter bangsa dan rakyat Indonesia yang menginspirasi dunia.
Gereja Katedral
Berada di seberang Masjid Istiqlal terdapat Gereja Katedral di Jalan Katedral 7B, Juanda, Jakarta Pusat