Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arief Yahya Promosikan Wonderful Indonesia Sampai ke Jepang

Mengapa Jepang begitu strategis? Sampai-sampai Menpar Arief Yahya harus menyisihkan waktu khusus untuk mempopulerkan Wonderful Indonesia

Editor: Toni Bramantoro

Standar hidup mereka sudah tinggi, ekonomi negerinya memang sudah top 10 dunia, maju dan kaya. Selama ini, kiblat liburan mereka ke Eropa dan AS, itu karena belum tersentuh oleh informasi Wonderful Indonesia.

“Karena itulah, meyakinkan kepada pasar Jepang itu menjadi sangat vital dan logis,” jelas Arief Yahya yang mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu.

Ketiga, jarak tempuh Jepang-Indonesia dalam rentang wakti 6-7 jam itu masih ideal, tidak terlalu jauh.

“Angka-angka perjalanan sekitar itu masih nyaman untuk traveling. Mirip-mirip dengan Beijing, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Dubai UEA, dan beberapa kota di Tiongkok. Karena itu, kami terus mencari peluang mitra penerbangan yang bisa menaikkan connectivity. Darimana akses mereka untuk datang-pergi. Itu yang sedang kami diskusikan, dengan airlines,” sebut Arief yang juga jebolan ITB Bandung, Surrey University Inggris, dan Program Doktoral Universitas Padjajaran itu.

Keempat, JATA Tourism Expo 2014 diikuti 47 provinsi, 151 negara dengan mencatat rekor 157.589 pengunjung di convention hall itu. JATA tahun 2015 pada 24-27 September ini diperkirakan lebih banyak lagi, dengan coverage media yang lebih besar lagi.

“Dengan era digital saat ini, dan Jepang adalah negeri digital, maka kami semakin yakin, JATA Tourism Expo 2015 adalah panggung bursa pariwisata yang efektif untuk pasar Asia Pacific dan Eropa dengan konsep B to C, Business to Community,” kata Arief Yahya yang didampingi Asdep Asia Pacific Kemenpar, Vincentius Jamedu dan Markom Kemenpar, Noviendi Makalam itu.

Jepang, juga berpotensi menanamkan modal di bidang pariwisata di Indonesia. Selama ini di Indonesia, Jepang lebih bermain di teknologi, otomotif, dan manufacturing.

Berita Rekomendasi

“Kami menawarkan services dan hospitality, untuk menaikkan volume kerjasama yang sudah terjalin rapi selama ini. Ada dua skema, yakni investasi pariwisata saja, seperti perhotelan, tetapi hasilnya hanya berasal dari operasional saja, plus minus 15%. Skema kedua, gabungan antara developer atau properti, pengembangan kawasan, yang hasilnya bisa 20% lebih per tahun. Jika dirata-rata, paling konservatif bisa mendapatkan margin 30% per tahun. Di Indonesia, properti masih paling seksi. Dijemur saja per tahun bisa 20%,” papar Arief Yahya.

Kelima, ini soal gaya hidup saja. Salah satu favourit olahraga bagi orang Jepang mapan, adalah bermain golf, dan Indonesia adalah surganya golfer. Lebih dari 140 lapangan rumput ada di Indonesia menurut Asosiasi Pengusaha Lapangan Golf Indonesia (APLGI) dan lebih dari 30 golf course ada di seputar Jakarta.

Kualitas padang golf di Jakarta dan sekitar boleh diadu dengan top 50 PGA Tour. Kelasnya sudah layak “Bintang Lima” meskipun green fee-nya masih “Kaki Lima” jika dibandingkan dengan harga per turun lapangan di Jepang, Korea dan Singapore.

“Main di Indoneaia itu murah, rumputnya bagus, view-nya keren, landscape-nya oke dan dibantu caddy yang mendorong golf bag ke mana saja di 18 holes itu. Di Jepang-Korea-Singapore, golfer rata-rata harus menarik tas stiknya sendiri-sendiri,” jelasnya.

Soal golf itu juga ada bukti bahwa orang berduit Jepang rela merogoh dompetnya untuk membeli stick golf yang harganya “horror.” Karena itu, beberapa merek golf set (satu set stik golf dari lengkap, dari irons berlapis emas, drivers, woods, wedges, putter, tas, tee dan head covers) yang termahal di dunia, seperti Maruman dan Honma 5 Stars adalah buatan pabrikan Jepang.

Driver yang paling panjang dengan kepala paling “mblenduk” itu dibuat dengan bahan fullerene titanium. Shaftnya (tangkainya, red) dibuat ringan agar lebih mudah melakukan follow through dengan pukulan lebih lembut.

Pabrikan pembuat stik itu yakin dan terbukti, semahal apapun stik mereka ada pasarnya, dan orang Jepang sendiri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas