Menengok Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Palmerah, Jakarta, Berdiri Sejak 200 Tahun Silam
Sejumlah lukisan dewa-dewa terpancar di halaman klenteng sebagai pelambang kerukunan keluarga antara kakek, anak dan cucu.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
Sejumlah lukisan dewa-dewa terpancar di halaman klenteng sebagai pelambang kerukunan keluarga antara kakek, anak dan cucu.
Sedangkan di dalam ruang diletakkan 17 meja berdoa, puluhan patung, dan dewa utama Hian Thian Siang Tee.
Dikatakan Iwan, pengelolaan klenteng rutin berganti setiap Hari Raya Imlek berlangsung.
Hian Thian Siang Tee yang merupakan dewa utama klenteng dipercaya dapat mengabulkan harapan untuk meminta kesehatan dan keselamatan.
Di sisi kiri terdapat ruangan khusus berisi dua undakan layaknya makam yang cukup gelap.
Namun ruangan tersebut bukan berisikan makam hanyalah sejumput tanah yang diambil dari makam Surya Kencana yang konon dikenal sebagai ahli agama di Jawa Barat.
Tempat ibadah di Kelenteng Hian Thian Siang Tee. (Tribunnews/Reynas)
Umat Buddha kebanyakan melakukan tirakat dan berdoa ruangan ini untuk menerangi jiwa.
Ada tiga (3) perayaan yang digelar antara lain tahun baru Imlek, hari ulang tahun dewa utama, dan ritual sembahyang arwah.
Kelenteng ini buka setiap harinya selama 24 jam selayaknya tempat ibadah agama-agama lainnya.