Sate Lazimnya Ditusuk Pake Stik Bambu, Yang ini Pakai Jeruji Sepeda, Sate Klathak Namanya
Sate, lazimnya ditusuk pakai stik bambu, tapi Sate Klathak khas Bantul ini ditusuk pakai jeruji sepeda kayuh. Uulalaa!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Menikmati sisi romantisme Yogyakarta bisa melalui berbagai cara. Salah satunya, bisa sambil menikmati beragam sajian kuliner.
Di Kota pelajar ini terdapat jenis sate yang sangat terkenal dan sangat khas Yogyakarta, yakni sate klatak.
Sate ini banyak dijumpai di daerah Bantul, khususnya di kawasan Jejeran.
Sate klatak adalah masakan sate dengan bahan dasar daging kambing muda yang disajikan bukan dengan tusuk yang terbuat dari bilah bambu seperti lazimnya masakan sate, melainkan dengan tusuk berupa jeruji sepeda kayuh yang terbuat dari batang besi.
Uniknya lagi, bumbu yang digunakan hanya berupa garam saja.
Salah satu tempat yang menjual sate klathak adalah sate Klatak Pak Pong.
Sate Klathak khas Bantul. Dari daging kambing muda. Ditusuk pakai jeruji sepeda kayuh.
Tempat warung sate yang berada di Jalan Stadion Sultan Agung (Jalan Imogiri Timur Km 10, Wonokromo) atau timur Stadion Sultan Agung ini setipa harinya selalu ramai dipadati pembeli.
Meskipun sate klathak hanya dibakar menggunakan bumbu garam, tetapi rasanya sungguh nikmat.
Potongan daging kambing terasa sangat gurih.
Satu porsi sate klathak hanya terdiri dari dua tusuk sate, meskipun demikian jumlah potongan daging dalam setiap tusuk cukup banyak, dan potongannya juga besar.
Besarnya potongan daging tersebut tidak lantas membuat daging alot karena berasal dari kambing muda.
Satu hal lagi yang membuat sate ini begitu spesial adalah tidak bau prengus.
Penggunaan jeruji sebagai tusuk sate bukanya tanpa alasan.