Anda Mungkin Tak Percaya Kalau Tanaman di Dalam Pot Ini Sebenarnya Es Krim
Anda mungkin tak percaya kalau tanaman di dalam pot ini sebenarnya es krim.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Menyantap es krim cone sudah terlalu jamak. Belakangan, sebagian pengusaha es krim berinovasi menawarkan menu es krim lewat wadah pot berukuran mini.
Dengan hiasan oreo, coco crunch, dan lainnya penampakan es krim ini serupa tanaman di dalam pot. Lantaran ramai peminat, omzet pengusaha es krim inovasi ini bisa mencapai puluhan juta per bulan.
Semua orang pasti menyukai es krim. Kudapan menyegarkan yang memiliki aneka pilihan rasa ini tidak pernah sepi peminat.
Agar tidak kehilangan penggemar, banyak pengusaha es krim menciptakan inovasi dari segi penyuguhan produk hingga varian rasa.
Salah satunya adalah dengan menyajikan es krim di wadah serupa pot tapi berukuran mini. Di atasnya ditambahkan aneka topping seperti jelly, marshmallow, atau oreo untuk hiasan. Sehingga penyajiannya terlihat cukup unik.
Tito Arijano, pemilik usaha Tito's Ice Cream mengatakan, peminat es krim pot kini cukup tinggi. Ini terlihat dari permintaan yang selalu meningkat.
Es krim berbentuk tanaman dalam pot (instagram24.com)
Awalnya Tito mendapatkan ide menawarkan es krim pot dalam gerainya sejak April 2015 silam setelah melihat produk es krim unik ini di Jepang lewat internet. "Di Jogjakarta juga sudah ada. Nah, saya pun tercetus untuk buat usaha ini,” ujarnya.
Dia mengaku dalam sehari bisa menjual sekitar 100 porsi es krim pot. Menggunakan pot berwarna cokelat sebagai pengganti cone, Tito menjual es krim dengan tiga varian rasa yaitu cokelat, stroberi dan vanila.
Taburan es krim pun beragam mulai dari coco crunch, nata de coco, dan banyak lagi.
Sebagai penghias, jelly dibuat menyerupai cacing tanah, marshmallow dan oreo yang dihaluskan sehingga menyerupai pupuk atau tanah.
Sehingga penyajiannya benar-benar menyerupai pot tanaman, namun bedanya, isi pot ini bisa disantap.
Untuk es krim pot berdiameter 8 sentimeter (cm) dibanderol seharga Rp 10.000 per pot. Sementara es krim pot diameter 10 cm dibanderol Rp 15.000 per pot.
Tito mengaku bisa meraup omzet Rp 1 juta per hari atau mencapai Rp 30 juta per bulan.
Besarnya minat pembeli hingga kini pun tak lepas dari pemasarannya yang gencar melalui cabang, brosur dan promosi di berbagai sosial media.
Hingga saat ini, Tito sudah memiliki dua gerai milik pusat yang berlokasi di Yogyakarta.
Pelaku usaha es krim pot lainnya, Raden Daud, dengan mengusung nama usaha es krim pot bernama Marta-Bak.
Dia merambah bisnis es krim pot sejak pertengahan tahun ini sebagai ekspansi dan pelengkap dari bisnis kuliner martabak dan kue cubit yang telah dia jalankan sebelumnya.
Ada tiga varian rasa es krim serta aneka taburan seperti roti, coco crunch, oreo, milo, jelly dan astor. Harga es krim di pot kecil seharga Rp 10.000 per pot dan es krim ukuran besar seharga Rp 15.000 per pot.
Dalam satu bulan, Raden bisa menjual 600 pot hingga 700 pot es krim. “Omzet yang didapat sekitar Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per bulan,” tuturnya.
Para pengusaha es krim pot ini akan terus berinovasi dari segi rasa maupun tampilan es krim agar usaha terus berkembang. Tito misalnya, juga berencana menggunakan batok kelapa sebagai wadah es krim ke depannya. (Jane Aprilyani)