Bertamu di Istana nan Megah di Tebing Tinggi: Siapa Sangka Bangunan Ini Telah Berusia 2 Abad
Istana dengan warna kebanggaan Melayu, kuning terang membuat gedung tersebut tampak megah dibandingkan rumah penduduk sekitar.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, TEBING TINGGI - Istana Negeri Padang Peninggalan Raja ke XII Kerajaan Melayu, Tengku Hasyim, tegak berdiri di kawasan lingkungan penduduk di Jalan KF Tandean, Tebing Tinggi.
Istana dengan warna kebanggaan Melayu, kuning terang membuat gedung tersebut tampak megah dibandingkan rumah penduduk sekitar.
Siapa sangka istana tersebut usianya lebih dari dua abad, dengan tahun pembangunan 1800 masa kerajaan.
Foto Raja di Istana Negeri Padang, Tebing Tinggi, Sumatera Utara. (Tribun Medan/Silfa)
Tengku Emil, cucu Raja Tengku Hasyim, menuturkan istana kini dikelola oleh ahli waris Raja Tengku Hasyim.
"Untuk menghidupkan kembali cerita sejarah kejayaan Raja Tengku Hasyim, Mengenalkan kembali sejarah kota tebing, keluarga raja berkomitmen untuk menjadikan istana sebagai museum," kata Emil.
Menurutnya, walaupun sudah tersebar, barang-barang milik raja masih lengkap dan disimpan aman oleh keluarga.
"Jadi kesepakatan bersama, barang-barang akan kita kumpulkan dan pajang untuk dapat dilihat oleh umum. Ada pedang peninggalan raja, foto-foto keluarga, pakaian raja, hingga peralatan makan dan minum hingga kursi raja juga ada," jelasnya.
Ia menuturkan, tidak ada yang berbeda dari istana sebelumnya hingga sekarang.
Bahkan nanti penyusunan barang-barang raja akan mengikuti letak sebelumnya. Hal itu dilakukan dengan melihat dari foto istana sebelumnya.
Makam keluarga raja. (Tribun Medan/Silfa)
"Bangunan lama masih alami dan tidak diganggu. Karena dibangun untuk tempat tinggal raja alias istana, bangunannya dibuat dari bahan pilihan, sehingga walaupun sudah berabad masih kokoh. Kami hanya merenovasi beberapa seperti lantai, dan jendela. Sisanya masih original," katanya.
Menurutnya, tanah setengah hektare tersebut, selain bangunan istana juga berdampingan dengan makam para raja dan keturunannya.
"Ada makam raja ke delapan, sembilan, dan sepuluh beserta istri dan anak raja. Kawasan ini terbuka untuk umum yang ingin melayat makam raja," katanya.
Ada yang unik juga dari penamaan Kerajaan Negeri Padang tersebut, nama negeri padang diambil untuk menggambarkan kondisi kerajaan yang berada di dataran tanah yang serta pepohonan yang rimbun.
"Tapi sekarang sekitaran sudah penuh rumah dan gedung. Bahkan untuk masuk ke gerbang istana harus lewat belakang rumah penduduk, karena istana tidak berada di depan pasar atau jalan," katanya.
Pertama pendengar nama Istana Negeri Padang, masyarakat bahkan ada yang mengira kawasan tersebut dihuni oleh penduduk bersuku Padang.
Hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan terhadap sejarah Kota Tebing atau para wisatawan dari luar daerah.
"Itu dia sedang kita sosialisasikan, dimulai dengan pengenalan kepada siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa dari universitas dari dalam dan luar Tebing. Kita membuka pintu untuk penelitian, pembelajaran, atau wisatasan yang wisata sejarah ke Istana Negeri Padang," katanya.
Istana Negeri Padang di Jalan KF Tandean pertama kali ditempati oleh raja Tengku Haji Muhammad Nurdin, kemudian Raja Tengku Abdurrahman, Raja Tengku Alamsyah, Raja Tengku Ismail dan raja terakhir Raja Tengku Hasyim.