Mengenal Warga Keturunan Suku Kong Hu, China: Mereka Cikal Bakal Tukang Kayu di Surabaya
Cikal bakal tukang kayu di Surabaya tak bisa dilepaskan dari kong hu yang dulu merantau dari negara Tiongkok hingga sampai Surabaya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Surya, Wiwit Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Cikal bakal tukang kayu di Surabaya tak bisa dilepaskan dari kong hu yang dulu merantau dari negara Tiongkok hingga sampai Surabaya.
Hidup di perantauan dari suku yang sama membuat rasa kebersamaan dan gotong royong semakin tinggi.
Peralatan tukang kayu suku kong hu yang masih tersimpan. (Surya/Wiwit)
Satu sama lain saling menolong, saling membantu, yang kaya membantu yang miskin.
Demikianlah yang tercermin dari ratusan warga etnis yang merupakan perantauan dari Tiongkok dan sekarang menetap di beberapa kawasan di Surabaya.
Siang itu sekitar 700 warga etnis yang sudah turun temurun tinggal di Surabaya berkumpul di gedung Yayasan Dharma Warga di Jalan Sulung.
Kedatangan mereka untuk menyambut dan merayakan festival musim gugur sekaligus perayaan hari raya bulan purnama dengan berbagi sembako dan peralatan mandi.
Mayoritas mereka adalah generasi kedua dan ketiga dari suku Kong Hu, sebuah desa di daratan Guang Dong China.
Tak heran ketika mereka sudah berkumpul alunan lagu berbahasa mandarin tanpa henti mengiringi.
Warga suku kong hu saat berkumpul. (Surya/Wiwit)
Demikian juga dengan mereka yang datang hampir mayoritas memakai bahasa hokkian saat ngobrol satu sama lain.
Menariknya, di perkumpulan Dharma Warga ini hampir sebagian besar memiliki keahlian dan trampil sebagai tukang.
"Mayoritas adalah tukang kayu, tapi ada juga yang tukang besi, tukang las, tukang bengkel hingga tukang masak," jelas Aneng, wakil ketua Yayasan Dharma Warga.
Ia mengungkapkan, Dharma Warga ini adalah berasal dari satu desa atau suku Kong Hu di Guang Dong.
Mereka yang sebagian besar memiliki keahlian sebagai tukang. "Nenek moyang kami sejak Tahun 1913 sudah tinggal di Surabaya," jelasnya.