Baru Kali Ini Ketemu Ayam Berdarah, Bertulang, Berkaki dan Berbulu Serba Hitam, Cuma di Morowali
Baru kali ini ketemu ayam dengan jengger, kaki, paruh, kulit dan tulang bahkan darah serba hitam. Cuma di Morowali, Sulawesi Tengah!
Editor: Agung Budi Santoso
Baru kali ini ketemu ayam dengan jengger, kaki, paruh, kulit dan tulang bahkan darah serba hitam. Cuma di Morowali, Sulawesi Tengah!
TRIBUNNEWS.COM - Bila berjalan-jalan ke Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, banyak wisata alam yang masih belum tersentuh oleh pemerintah dalam pengelolaannya.
Padahal keindahannya tak kalah dibanding kawasan wisata alam di daerah lainnya.
Sejumlah destinasi wisata yang masih belum tersentuh itu diantaranya air terjun buleleng yang berada di kawasan pemukiman transmigrasi asal Bali.
Dari jalan raya utama trans sulawesi kira-kira 1,5 km masuk ke kawasan pemukiman transmigrasi dengan jalan tanah dan berbatu.
Ayam-ayam Cemani di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Lukman Azis Kurniawan)
Kondisi medan yang berat tersebut akan terobati setelah berada dalam kawasan Air Terjun Buleleng.
Keindahan dan naturalnya masih terlihat. Air yang dingin dan bening hingga tampak dasar membuat pengunjung ingin menceburkan diri ke dalamnya.
Salah satu pengunjung air terjun buleleng asal Jakarta yang bekerja di Morowali, Zahra Muthia, memuji keindahan alam Kabupaten Morowali.
"Sayang tiap kali ke Morowali tak pernah lupa menyambangi tempat ini, selain masih alami, juga mampu menghilangkan stres dan jenuh setelah bekerja satu minggu," ujar gadis manis berkerudung kelahiran Aceh ini.
Sayang, Fasilitas Minim
Tapi sayangnya fasilitas penginapan, toilet atau restoran di sana tak ada sama sekali.
Ayam cemani.
Kawasan yang masih asri dengan pohon-pohon besar di sekelilingnya ini belum tersentuh pengelolaan yang baik oleh pemerintah atau swasta.
Karenanya tak ada biaya yang perlu dikeluarkan pengunjung untuk masuk ke tempat ini alias gratis.
Tak akan kita jumpai toilet, rumah makan apalagi penginapan. Karenanya disarankan bila menuju tempat ini sebaiknya berangkatlah dari menjelang subuh melalui kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan menempuh perjalanan 5 jam.
Dari air terjun kita lanjutkan perjalanan kurang lebih satu jam perjalanan arah Morowali ke kawasan pemancingan dan rumah makan di desa Labota milik Selamet, di tempat ini bukan hanya bisa jadi tempat persinggahan untuk mengisi perut.
Namun mata kita juga dimanjakan dengan show off penangkaran ayam unik berbagai negara, mulai dari ayam arab, ayam perancis, ayam fuji, ayam kathe, ayam kapas putih, ayam mahkota, ayam kalkun, hingga ayam cemani.
Ayam cemani sendiri memiliki keunikan yang luar biasa, selain bulunya yang hitam, ayam ini memiliki jengger, kaki, paruh, kulit, tulang hingga darahnyapun berwarna hitam.
Ayam-ayam ini dihadirkan pengelola area pemancingan sekedar untuk hiburan dan sebagai penyaluran hobi.
Dari sini kita melanjutkan perjalanan sekitar 15 menit ke perkampungan suku bajo, dusun kurisa, desa fatupia untuk menyeberang ke sebuah pulau kecil Langala yang memiliki keindahan pantai alami.
Biaya menyeberangnyapun hanya 20 ribu rupiah perorang dengan kapal nelayan. Disini selain pasir putihnya, kita bisa lakukan snorkling mengamati keindahan bawah lautnya.
Usai berwisata alam, selanjutnya bisa menginap di kota bungku yang merupakan ibukota kabupaten morowali atau kembali ke kendari. Selamat berwisata alam. (Lukman Azis Kurniawan, Traveler)