Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Baru Kali Ini Ketemu Ayam Berdarah, Bertulang, Berkaki dan Berbulu Serba Hitam, Cuma di Morowali

Baru kali ini ketemu ayam dengan jengger, kaki, paruh, kulit dan tulang bahkan darah serba hitam. Cuma di Morowali, Sulawesi Tengah!

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Baru Kali Ini Ketemu Ayam Berdarah, Bertulang, Berkaki dan Berbulu Serba Hitam, Cuma di Morowali
rarebreedauctions.com
Ayam Cemani. Semua serba hitam, mulai dari bulu, kepala, jengger, kaki, bahkan tulang dan darahnya. 

Baru kali ini ketemu ayam dengan jengger, kaki, paruh, kulit dan tulang bahkan darah serba hitam. Cuma di Morowali, Sulawesi Tengah!

TRIBUNNEWS.COM - Bila berjalan-jalan ke Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, banyak wisata alam yang masih  belum tersentuh oleh pemerintah dalam pengelolaannya.

Padahal keindahannya tak kalah dibanding kawasan wisata alam di daerah lainnya.

Sejumlah destinasi wisata yang masih belum tersentuh itu diantaranya air terjun buleleng yang berada di kawasan pemukiman transmigrasi asal Bali.

Dari jalan raya utama trans sulawesi kira-kira 1,5 km masuk ke kawasan pemukiman transmigrasi dengan jalan tanah dan berbatu.


Ayam-ayam Cemani di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Lukman Azis Kurniawan)

Kondisi medan yang berat tersebut akan terobati setelah berada dalam kawasan Air Terjun Buleleng.

Keindahan dan naturalnya masih terlihat. Air yang dingin dan bening hingga tampak dasar membuat pengunjung ingin menceburkan diri ke dalamnya.

Berita Rekomendasi

Salah satu pengunjung air terjun buleleng asal Jakarta yang bekerja di Morowali, Zahra Muthia, memuji keindahan alam Kabupaten Morowali.

"Sayang tiap kali ke Morowali tak pernah lupa menyambangi tempat ini, selain masih alami, juga mampu menghilangkan stres dan jenuh setelah bekerja satu minggu," ujar gadis manis berkerudung kelahiran Aceh ini.

Sayang, Fasilitas Minim

Tapi sayangnya fasilitas penginapan, toilet atau restoran di sana tak ada sama sekali.


Ayam cemani.

Kawasan yang masih asri dengan pohon-pohon besar di sekelilingnya ini belum tersentuh pengelolaan yang baik oleh pemerintah atau swasta.

Karenanya tak ada biaya yang perlu dikeluarkan pengunjung untuk masuk ke tempat ini alias gratis.

Tak akan kita jumpai toilet, rumah makan apalagi penginapan. Karenanya disarankan bila menuju tempat ini sebaiknya berangkatlah dari menjelang subuh melalui kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan menempuh perjalanan 5 jam.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas