Tasbih Kayu Pukah Khas Martapura, Konon Tongkat Nabi Musa Terbuat dari Kayu Jenis Ini
Konon, kayu yang menjadi bahan tasbih ini juga sama dengan bahan kayu tongkat yang digunakan oleh Nabi Musa.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Saya kurang tahu juga kenapa bukan kayunya yang dijadikan biji tasbihnya. Kabarnya sih dari orang-orang Arab itu, kayunya dulu dijadikan tongkat oleh Nabi Musa," katanya.
Tasbih kayu pukah ini banyak dicari pembeli, khususnya yang beragama Islam.
Harga yang ditawarkan beragam, sesuai dengan ukuran dan jumlah bijinya.
Tasbih yang berisi 99 butir dan berwarna hitam dihargai Rp 100.000.
Kalau yang berisi 99 butir berwarna coklat lebih murah, yaitu Rp 75.000.
"Kalau yang hitam lebih mahal karena sudah diwarnai. Aslinya buah pukah warna coklat, makanya tasbih yang berwarna coklat lebih murah karena tak melalui proses pewarnaan," katanya.
Di Martapura, tasbih-tasbih ini banyak dijual di toko-toko suvenir seperti di komplek pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS), Jalan Ahmad Yani. (Banjarmasin Post/Yayu)
Sedangkan yang berwarna coklat, ukurannya lebih kecil dan jumlah bijinya 99 buah dihargai Rp 50.000.
"Kalau yang 33 biji warna coklat Rp 25.000 ukurannya sedang, kalau yang lebih kecil 33 biji juga Rp 10.000," katanya.
Dia juga menjual buah pukah yang sudah dikeringkan dan diampelas, sebuahnya dijual Rp 50.000.
Biasanya ada saja wisatawan yang tertarik membelinya.
"Buahnya lebih untuk pajangan di rumah biasanya. Biasa juga untuk alat pijat karena salah satu ujungnya agak lancip bisa untuk memijat," ujarnya.
Tasbih ini dibuatnya cukup lama prosesnya.
Seorang pembuatnya, Ibnu, mengatakan prosesnya ada beberapa tahap.
Buah pukah dibelah-belah dulu, dibentuk persegi empat kecil-kecil.