Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berpetualang ke Dalam Gua Bubau, Menyusuri Kehidupan Bawah Tanah di Bagian Selatan Sulawesi

Dalam perjalanan ini, kami akan mengajak Anda menuju suatu wilayah di Indonesia dengan topografi yang unik.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Berpetualang ke Dalam Gua Bubau, Menyusuri Kehidupan Bawah Tanah di Bagian Selatan Sulawesi
Sekar Rarasati/National Geographic
Gua Bubau sekiranya memiliki diameter sekitar delapan meter dengan tinggi lima meter. Ornamen pilar yang terjadi oleh bertemunya stalagmit dan stalaktit menghadirkan kemegahan dalam kegelapan. 

Ujung jalan menjadi pemberhentian kami selanjutnya.

Tepat di pos ini kami meninggalkan mobil untuk menuju mulut Lo’ko Bubau, kurang lebih sekitar 500 meter lagi yang harus kami tempuh dengan berjalan kaki.

Dituntut harmonisasi antara derap langkah dan pandangan mata untuk menerobos semak belukar yang menghadang.

Suara air yang mengalir deras terdengar tak jauh dari lokasi ini.

Hal lain yang menarik perhatian kami adalah hamparan lahan yang hangus terbakar.

“Dua minggu lalu saya datang belum terbakar seperti ini,” ujar Darwin, warga Baraka yang bersedia memimpin kami untuk menyusuri Lo’ko Bubau.

Semestinya lokasi ini menjadi bagian dari 40% kawasan lindung yang dikonservasi oleh Pemerintah, tetapi pemandangan sekitar menunjukkan lemahnya pengawasan.

Kurangnya pengawasan terhadap ...
Kurangnya pengawasan terhadap hutan lindung di kawasan Bubau menyebabkan lahan berhektar-hektar mudah hangus terbakar oleh kesengajaan. (Sekar Rarasati)
BERITA REKOMENDASI

Bau yang tak sedap

 

Lo'ko Bubau atau Gua Bau yang ...
Lo'ko Bubau atau Gua Bau yang terletak di Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan sempat menjadi tempat wisata umum yang dikunjungi oleh ribuan pengunjung sejak 2012. Kini Bubau hanya berperan sebagai lokasi pelatihan dasar pecinta alam. (Sekar Rarasati)


Mulut Gua Bubau sudah ada di depan mata kami, sesuai dengan makna dari nama yang disematkan, gua ini memang mengumbar bau yang tak sedap.

Menurut warga, bau tak sedap ini berasal dari kotoran kelelawar yang menumpuk di dalam.


Beberapa kali kami mendapati kelelawar menerobos keluar dari dalam gua.

Berdiameter kurang lebih delapan meter dengan tinggi lima meter dan dihiasi oleh stalaktit yang meruncing menghadirkan nuansa misterius.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas