Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelajah Candi-candi di Dataran Tinggi Dieng, "Negeri Para Dewa" di Jawa Tengah

Sepanjang perjalanan, mata Anda akan dimanjakan pemandangan pegunungan yang masih alami.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jelajah Candi-candi di Dataran Tinggi Dieng,
Tribun Jateng/Muh Radlis
Candi Arjuna di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Wahyu Sulistiyawan

TRIBUNNEWS.COM, DIENG - Sorotan lampu warna putih dan kepulan kabut yang menyelimuti Candi Dieng pada malam hari di menjadi obyek menarik bagi para juru foto untuk mengabadikan keindahan candi tertua di Pulau Jawa ini.

Kawasan Candi Dieng terletak di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

candi
Candi Arjuna saat malam hari. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistyawan)

Lokasi candi ini bertempat di perbatasan Kabupaten Wonosobo dengan Banjarnegara, di Dusun Dieng, Kelurahan Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jateng.

Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang berdiri di tanah memanjang arah utara selatan sekitar 1900 meter dengan lebar sepanjang 800 meter ini diperkirakan dibangun antara akhir abad ke 8 sampai awal abad ke 9.

Ada sebuah prasasti berangka tahun 808 Masehi, yang merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf Jawa kuno.

Di daerah yang dijuluki Negeri Kahyangan ini, selain Candi Arjuna juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi dan Candi Gatutkaca yang semua terdapat pada satu lokasi.

Berita Rekomendasi

Kelompok Arjuna terletak di tengah kawasan Candi Dieng, terdiri atas 4 candi yang berderet memanjang arah utara selatan.

Candi Arjuna berada di ujung selatan, kemudian berturut turut ke arah utara adalah Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa.

Tepat di depan Candi Arjuna, terdapat Candi Semar.

Keempat candi di komples ini menghadap ke barat, kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna.

Kelompok candi ini dapat dikatakan yang paling utuh dibandingkan kelompok candi lainnya di kawasan Dieng.

embun beku
Embun beku. (Tribun Jateng/Fajar Eko)

Kawasan Candi Dieng bisa ditempuh dari Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.

Dari Kabupaten Banjarnegara, Anda bisa mencapainya setelah perjalanan sekitar dua jam.

Sedangkan dari Kabupaten Wonosobo, Anda dapat menempuh perjalanan dari terminal Wonosobo naik bus rute Wonosobo-Dieng yang memakan waktu kurang lebih satu jam perjalanan.

Selain dua rute tersebut, Anda yang dari Semarang mengendarai transportasi pribadi bisa menempuh perjalanan dari Kecamatan Boja menuju arah Sukorejo, Kendal, dan masuk ke Kabupaten Temanggung.

Dari Temanggung perjalanan bisa langsung ke Dieng.

Hanya butuh waktu sekitar 2,5 jam atau lebih cepat daripada melalui jalan utama Semarang-Temanggung-Wonosobo-Dieng.

Sepanjang perjalanan, mata akan dimanjakan pemandangan pegunungan yang masih alami.

Namun, Anda harus hati-hati lantaran jalanan yang dilewati curam dan rawan longsor.

Di kawasan Candi Dieng, Anda tidak perlu khawatir akan penginapan.

Terdapat sekitar 65 homestay yang bisa disewa sebagai tempat istirahat.

Tersedia pula persewaan tenda bagi Anda yang ingin beristirahat di alam bebas.

Harga homestay yang ditawarkan berkisar Rp 150.000 hingga Rp 250.000 per malam.

Anda yang lupa membawa perlengkapan pribadi berupa jaket tebal, syal dan balaklafa bisa membeli di pusat souvenir yang Ada.

Suhu udara di kawasan Candi Dieng cukup dingin, mencapai 10 hingga 0 derajat celcius.

Bahkan, di bulan-bulan tertentu, muncul embun yang membeku atau warga sering menyebutnya embun upas.

ATM bersama dan minimarket juga sudah tersedia di dekat area Candi Dieng sehingga Anda tidak perlu khawatir saat kehabisan uang tunai.

Saat di Dieng, jangan lupa menjajal kuliner khas. Anda yang ingin menghangatkan tubuh bisa memesan minuman berbahan purwaceng.

Bahan obat ini oleh warga diracik menjadi kopi purwaceng, teh purwaceng, susu purwaceng dan purwaceng putri.

Minuman ini memang menjadi ciri khas dataran tinggi Dieng.

"Salah jika orang beranggapan purwaceng hanya sebagai minuman penambah stamina pria, di sini purwaceng menjadi minuman penghangat tubuh," kata Nur Hayati (24), seorang pedagang minuman purwaceng di kawasan Candi Dieng.

Minuman tersebut dibanderol Rp 2.500 per gelas dan bisa dibeli dalam bentuk serbuk per bungkus seharga Rp 50.000-Rp 70.000 per kardus.

Jangan lupa juga memesan sepiring mi ongklok. Mi khas Wonosobo ini dibuat dari tepung kanji.

Pada dasar mangkuk terdapat sayur kol yang selanjutnya diguyur mi dan kuahnya.

Sebagai topping ada suiran daging ayam. Mi ini biasa dinikmati bersama sate sapi.

Seporsi mi ongklok dan lima tusuk sate sapi dihargai Rp 20.000.

Sebagai kudapan, tersedia mendoan.

Tempe berbalut tepung yang digoreng setengah matang ini dijual di hampir setiap kedai kopi dan warung tenda kaki lima di Dieng.

Untuk oleh-oleh, Anda bisa membawa manisan carica (baca: karika).

Buah ini sebenarnya tidak berbeda dari buah pepaya namun, kandungan zat yang dari tanah Dieng membuat buah yang dihasilkan lebih kecil, sekitar 10 sentimeter aja.

Sebotol manisan carica dihargai Rp 12.000. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas