Kuliner Daging Domba Khas Mbay, NTT, Sangat Lezat Meski Diolah Tanpa Bumbu, Ini Letak Rahasianya
Mariam Aji Hamid adalah sosok yang mencoba mengembalikan rasa daging domba pada cita rasa asli orang Mbay.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Pos Kupang, Adiana Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, NAGEKEO - Daging domba merupakan bahan utama kuliner khas masyarakat di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Kuliner khas ini memang sempat menghilang beberapa tahun terakhir seiring maraknya penjual makanan Jawa dan Padang di daerah tersebut.
Kini, masakan daging domba dengan cita rasa asli Mbay kini kembali dihidupkan rumah makan Harnel Mbay.
Pengunjung lahap menyantap sate domba di Harnel Resto. (Pos Kupang/Adiana)
Mariam Aji Hamid adalah sosok yang mencoba mengembalikan rasa daging domba pada cita rasa asli orang Mbay.
Empat bulan lalu, tepatnya bulan Juni 2015, ibu dua putri ini mendirikan rumah makan khusus daging domba dengan cita rasa asli orang Mbay.
Rumah makan yang diberi nama Harnel, singkatan dari nama kedua putri, Harti dan Nely ini tidak membutuhkan waktu lama untuk dikenal masyarakat Mbay.
Selain karena kekhasan rasa, daging domba racikan Harnel dari sisi harga juga mudah dijangkau.
Ada dua pilihan rasa yang ditawarkan, domba kuah asam dan sate domba.
Dua-duanya tanpa bumbu sehingga kekhasan daging domba benar-benar anda rasakan di sini.
Domba kuah asam kekuatan rasa terletak pada asam dan daun serai.
Proses memasak daging domba khas Mbay. (Pos Kupang/Adiana)
Sedangkan sate domba hanya pada garam dan air jeruk nipis. Pilihan selanjutnya terserah pada pengunjung.
Satu paket masakan domba ( domba kuah asam dan sate domba tambah nasi putih) ditawarkan Rp 50.000,00.
Namun bagi anda para penikmat daging domba dengan isi kantong pas-pasan, anda tetap bisa merasakan cita rasa domba di Harnel Restaurant.