Tips Agar Foto-foto Traveling Anda Hasilkan Rupiah yang Melimpah
Ini tips agar foto-foto perjalanan Anda bisa dijual menjadi lembaran-lembaran rupiah yang melimpah.
Editor: Agung Budi Santoso
Gambar yang baik adalah yang direncanakan
Dalam suatu pengalaman, rekan Arbain pernah ditanya, “Akan seperti apa foto di headline nanti?” Lalu rekannya itu menggambar sebuah sketsa komposisi obyek dan orang-orangnya, pergi mengambil gambar, dan pulang membawa foto yang sama seperti yang ia gambar.
“Foto yang bagus itu yang sudah direncanakan,” terang Arbain.
Jadi, sebelum pergi, minimal lihat beberapa foto bagus terkait lokasi tujuan. Pikirkan ide foto, baru memotret.
“Pahit-pahitnya foto kita sama seperti di gambar,” candanya.
Video: Ikan dimasak hidup-hidup!
Posisi menentukan prestasi
Setelah melakukan perencanaan, langkah berikutnya adalah mencari posisi. Hal ini bisa saja terjadi dengan mudah, bisa saja susah.
Pengalaman Arbain bersama rekannya saat memotret upacara Ngaben di Bali misalnya. Gambar yang ia rencanakan adalah gambar yang harus diambil dari posisi tinggi.
Sedangkan satu-satunya gedung yang memungkinkan di sana akan dipenuhi orang selama upacara. Maka, ia meminta rekannya stand by di gedung itu sejak pukul 05.00 pagi untuk mengambil posisi paling pas.
“Upacaranya baru mulai pukul berapa tahu enggak? Tiga sore,” paparnya mengundang tawa.
Ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah posisi dalam mengambil gambar. Jika fotografer adalah pria, Rambey bahkan menyarankan membawa sesuatu seperti botol yang dapat digunakan untuk buang air kecil di tempat.
Lantas bagaimana agar fotonya terjual?
Ada banyak cara agar foto dapat terjual. Hal paling sederhana adalah posting di dunia maya, lalu orang akan mulai menawar harga untuk foto yang mereka butuhkan.
Cara lain adalah sebaliknya, orang akan meminta jasa kita untuk memotret satu lokasi tertentu, baru kita pergi dan mengambil gambar.