Ikan Kuah Asam Khas Kabupaten Nagekeo, Segar Karena Rebusan Rempah-rempah Tanpa Minyak
Ikan kuah asam khas Nagekeo begitu segar. Bumbunya rebusan rempah-rempah tanpa minyak. Cukup sehat!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Pos Kupang, Adiana Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG -- Ikan kuah asam mungkin sudah lazim bagi lidah orang Indonesia terutama mereka yang mendiami wilayah pesisir pantai.
Namun bagaimana rasanya jika ikan kuah asam campur sayur?
Sensasi rasa itu, hanya akan anda dapatkan di Rumah Makan (R.M) Nusantara.
Ikan kuah asam special merupakan menu utama yang menjadi andalan rumah makan yang terletak di Jalan Mohammad Hatta, Samping Toko Selera Baru, jalur utama Kota Mbay, Ibukota Kabupaten Nagekeo itu.
Mengandalkan bumbu dari rempah-rempah rebusan tanpa minyak, dan sayur mentah seperti labu siam, wortel dan daun seledri, rumah makan itu berupaya memanjakan lidah para pelanggannya.
Ikan kuah asam khas Nagekeo.
Pemilik RM Nusantara, Stanislaus Wou yang ditemui di sela-sela kesibukannya di rumah makan itu, Rabu (11/11/2015), mengatakan, sejak dibuka 11 Mei tahun 2009 lalu dirinya memang mengandal Ikan Kuah Asam sebagai menu favorit yang ditawarkan kepada para pecinta kuliner.
Menu itu ternyata diterima Masyarakat Mbay dan juga tamu-tamu dari luar yang berkunjung ke kota itu.
Bahkan saat ini Ikan kuah asam Spesial telah menjadi ikon bagi rumah makan itu. Bicara ikan kuah asam, bagi warga Kota Mbay, pasti langsung tertuju pada rumah makan itu.
Stanislaus mengatakan, bumbu rebusan dan sayur mentah itulah yang menyebabkan cita rasa ikan kuah asam racikannya berbeda dengan ikan kuah asam yang disajikan di rumah makan lain.
Selain itu, kualitas ikan, cara penyajian dan kualitas hidangan pendampingnya juga yang menyebabkan Ikan Kuah Asam RM Makan Nusantara berbeda.
Stanislaus mengungkapkan, kualitas ikan menjadi perhatian utama agar ikan kuah asam yang dihasilkan memberikan cita rasa luar biasa.
"Perlakuan terhadap ikan mulai dari tangkap sampai ke freezer benar-benar dijaga," kata lelaki yang biasa dipanggil Stanislaus itu.
Ia mengatakan, cara penyajian juga turut berpengaruh terhadap rasa dan minat pelanggan.
Menurutnya, ikan kuah asam yang ditawarkan di rumah makan itu disajikan dalam kondisi panas atau baru dimasak.
"Orang pesan dulu, baru kita masak. Jadi disajikan panas-panas. Demikian juga dengan nasi. Selalui disajikan dalam kondisi panas tetapi bukan dari pemanas. Nasi yang disajikan kepada pelanggan berasal dari beras baru dan baru dimasak," demikian Stanislaus.
Soal harga, tidak perlu kuatir.
Satu porsi hanya ditawarkan dengan harga Rp 20.000.
Dengan keunggulan rasa dan harga itu, Stanislaus mengaku dalam sehari mampu menjual 200 hingg 300 porsi. Jumlah itu belum termasuk permintaan dalam bentuk cathering.
Stanislaus mengungkapkan, keunggulan dalam bisnis kuliner bukan terletak pada harga tetapi pada cita rasa.
Meski harga terkadang juga menjadi salah satu pertimbangan pelanggan. Keunggulan itulah yang selalu ia pertahankan di rumah makan itu.