Mencicipi Susu Unta Segar Langsung dari Peternakannya di Hudaibiyah, Arab Saudi
Kepada para jemaah asal Indonesia, mereka menawarkan dagangan mereka menggunakan Bahasa Indonesia.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM - Unta adalah hewan khas Tanah Arab.
Hewan bertubuh tinggi ini berjenis mamalia dan memproduksi susu juga.
Peternakan unta. (Banjarmasin Post/Yayu)
Peternakannya ada di daerah bernama Hudaibiyah, tak jauh dari batas Kota Mekkah.
Kawasan Hudaibiyah terdiri dari padang-padang pasir yang luas dan tandus.
Di sekitarnya banyak gunung batu yang tinggi-tinggi dan tampak kokoh.
Gunung batunya pun tampak tandus.
Ada juga gunungnya yang ditumbuhi pohon namun tampak kecil, kurus, kering, berdebu, hanya beberapa buah dan jarang-jarang jaraknya.
Bahkan ada juga gunung batunya yang hanya ditumbuhi satu pohon kecil di puncaknya yang dari jauh tampak seperti semak belukar.
Jemaah haji Indonesia membeli susu unta. (Banjarmasin Post/Yayu)
Jalannya beraspal, mulus dan sepi alias tak banyak kendaraan yang lewat.
Tak tampak ada rumah penduduk di situ.
Jika melewati padang pasir di sana, sesekali tampak pula kawanan unta liar yang asyik memamah tanaman.
Warna kulit untanya berbeda-beda.
Ada yang coklat muda, coklat agak tua bahkan ada pula yang hitam.
Daerah padang pasirnya luas, sehingga sangat cocok sebagai tempat peternakan unta.
Di beberapa titik di sana, tampak kumpulan unta dari yang kecil hingga dewasa.
Mereka tampak bebas di alam, sembari dijaga oleh penjaga atau pemilik peternakannya.
Sebagian ada juga yang diikat.
Mereka tak diletakkan di kandang, namun hanya dilepas di alam liar dan tampak jinak-jinak.
Beberapa ekor ada juga yang diikat dengan seutas tali, ditambatkan ke beberapa batang kayu.
Di dekat mereka ada beberapa tempat penampungan air berukuran besar berisi air.
Mendekati kawanan unta ini, siap-siap saja menutup hidung Anda karena aroma kotoran mereka begitu menyengat.
Bau daun, wajar saja karena mereka memang mengonsumsi tumbuhan.
Ada juga beberapa pedagang susu unta yang menjajakan susu hewan tersebut.
Sebotolnya dijual lima riyal.
Botolnya berupa kemasan air mineral isi 600 mililiter.
Para turis bisa dengan bebas membeli susu unta tersebut.
Para pedagang atau peternaknya adalah suku Arab yang tinggal di gunung-gunung sekitar situ.
Warna kulit mereka lebih gelap, mirip dengan orang Afrika.
Mereka bisa juga berbahasa Indonesia.
Kepada para jemaah asal Indonesia, mereka menawarkan dagangan mereka menggunakan Bahasa Indonesia.
"Lima riyal, lima riyal sebotol. Mau yang dingin? ada," ucap seorang pedagang susu unta.
Rasanya nikmat tentunya bagi Anda penyuka susu hewan murni.
Berbeda juga tentunya dengan susu sapi murni yang terasa kental dan anyir, susu unta ini lebih putih, encer dan tak anyir sertanya pastinya menyehatkan.
Apalagi, dijualnya dalam keadaan dingin karena saat dijajakan, botol-botol susunya dimasukkan ke kotak pendingin oleh sang pedagang.
Rasanya akan lebih segar meminum yang dingin di tengah teriknya padang pasir Hudaibiyah.
Susu unta yang tak dingin juga ada, harganya sama.