Cerita Wisatawan yang Hampir Tertipu Bujukan "Shinse" di China
Bahkan, ia hanya melihat telapak tangan tak lebih dari lima menit, lalu hampir 20 menit menjelaskan tentang penyakit.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Siapa tak kenal khasiat obat-obatan herbal dari China.
Ramuan obat yang sudah dipakai sejak ribuan tahun lalu itu sudah terkenal di seluruh dunia.
Tetapi jika berkunjung ke kota Schenzen, China, berhati-hatilah jika pemandu wisata Anda mengajak mengunjungi toko obat.
Ilustrasi: Pengobatan herbal. (Shutterstock)
Toko obat herbal China di kota Schenzen yang berbatasan dengan Hongkong tersebut, bukan seperti toko obat pada umumnya.
Dari depan, toko tersebut terlihat seperti rumah biasa dan tidak tampak ada etalase yang memajang obat-obatan.
Begitu masuk, rombongan kami dari Jakarta langsung disambut oleh beberapa karyawan toko yang mengenakan jubah putih ala dokter.
Kami lalu digiring memasuki ruangan luas. Kamera tidak diperbolehkan dikeluarkan di tempat ini.
Di situ ada seorang bapak setengah baya yang oleh tour leader kami diperkenalkan sebagai seorang profesor kedokteran.
Saya tidak hapal namanya karena kuping saya tidak terlalu pintar menangkap bahasa China. Setelah itu tour leader kami meninggalkan ruangan.
Sang "profesor" lalu memperkenalkan diri sebagai orang Indonesia yang dahulu kuliah di China pada tahun 1960-an dan tidak bisa kembali lagi ke tanah air.
Ilustrasi: pil herbal. (Shutterstock)
Kemudian ia mulai memberi ceramah tentang kerja organ manusia, prinsip yin-yang dan pengaruhnya bagi kesehatan.
Tidak ada hal luar biasa dari penjelasannya karena semua adalah pengetahuan umum biasa.
Setelah selesai, ia lalu meminta kami semua berpindah ruangan.
Lagi-lagi ia memberi penjelasan beberapa jenis herbal dari Tiongkok dan manfaatnya.