Keliling Mekkah, Ziarah Makam Istri Rasulullah, Napak Tilas Kehidupan Nabi Muhammad SAW
Ini kisah Berkeliling Mekkah, ziarah makam istri pertama Nabi Muhammad sekalian napas tilas kehidupan Rasulullah.
Editor: Agung Budi Santoso
Peziarah lelaki hanya dibolehkan berdiri di luar pagar hijau ini sembari berdoa.
Kuburan-kuburan warga yang tampak rata saja dengan tanah memiliki pintu beton seperti tutup lubang trotoar dengan sebuah pengait besi di atasnya untuk membuka lubang.
Kabarnya, satu lubang bisa berisi beberapa mayat dan mereka hanya diberikan nomor sebagai identitas.
Jika ada yang baru meninggal dunia, petugas tinggal membuka tutup lubangnya untuk memasukkannya ke liang lahat.
Kecuali jenazah Khadijah, itu sebuah pengecualian dan sangat diistimewakan karena merupakan seorang tokoh penting dalam sejarah Islam.
Di beberapa sudut TPU itu, ada beberapa lubang yang terbuka dan tampak masih baru, seakan siap menanti jenazah baru.
Usai dari situ, perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki sembari menikmati udara sore dan pemandangan Kota Mekkah yang dipenuhi bangunan toko dan rumah yang tampak sama dan berdempetan serta taman-tamannya yang tampak asri dan tertata rapi.
Kami mengunjungi beberapa masjid bersejarah dalam kehidupan Nabi Muhammad dan momennya diabadikan dalam Alquran.
Di antaranya ada Masjid Jin, tempat ketika serombongan jin mendengar ayat-ayat Alquran dari Nabi Muhammad lantas mereka memeluk Islam.
"Peristiwa itu ada di Alquran di Surah Jin. Nah, kejadiannya dulu di masjid ini," terang Ustad Arifin.
Masjidnya tampak biasa saja.
Posisinya dihimpit pertokoan yang menjual berbagai cinderamata khas Arab dan berada di tepi jalan raya.
Dari luar, tampak masjid ini berukuran kecil seperti musala.
Kalau di sana, tempat ibadah umat Islam baik besar ataupun kecil semuanya disebut masjid.
Tak ada istilah musala atau langgar bagi tempat ibadah umat Islam yang berukuran lebih kecil dari masjid seperti di Indonesia.
Puas berkeliling dengan berjalan kaki ke beberapa masjid dan sesekali singgah ke toko oleh-oleh yang kami lalui untuk berbelanja, perjalanan berlanjut ke sebuah tempat yang konon dulu adalah rumah tempat Nabi Muhammad dilahirkan.
Letaknya tak jauh dari Masjidil Haram dan posisinya agak di belakang, tertutup oleh beberapa bangunan lainnya.
Bentuknya seperti kotak dan sekarang difungsikan sebagai perpustakaan.
Sayangnya, kami hanya lewat sebentar dan berfoto-foto di depannya karena keterbatasan waktu dan fisik yang sudah lelah.
Azan magrib sudah berkumandang.
Seperti adatnya orang sana, jika waktu salat tiba, maka tak boleh dulu melakukan kegiatan di luar ibadah.
Kami pun bergegas ke Masjidil Haram untuk ikut salat magrib berjemaah.
Tiba di masjid dan sembari menunggu iqamah berkumandang tanda salat berjemaah segera dimulai, kami sempat mengunjungi satu lagi tempat bersejarah di situ, yaitu rumah Nabi Muhammad setelah menikah dengan Khadijah.
Posisinya di salah satu sudut halaman Masjidil Haram.
Sayangnya, tak ada penanda khusus bahwa itu dulu bekas rumah Rasulullah.
Tempatnya rata saja dengan lantai halaman masjid.
Bahkan para jemaah yang tak tahu bisa dengan bebasnya berjalan di atasnya.
Tak ada tulisan apa pun yang menerangkan tentang tempat itu, namun Ustad Arifin sudah sangat hafal dengan tempat tersebut karena sering membawa jemaah asal Kalimantan Selatan ke sana.
Di sini, kami berdoa dibimbing sang ustad.
"Di sinilah dulu, konon merupakan rumahnya Rasulullah setelah menikah dengan Khadijah. Di sini pula tempat Khadijah melahirkan anak-anaknya seperti Fatimah yang merupakan istri dari salah satu pemimpin besar Islam di masa lalu, Ali bin Abi Thalib," katanya.
Usai itu, iqamah berkumandang dan kami pun bergegas untuk salat magrib berjemaah kemudian pulang ke hotel kembali dengan berjalan kaki.
Kegiatan tapak tilas yang cukup melelahkan namun menyenangkan karena kami bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah tersebut sembari menikmati pemandangan Kota Mekkah.
Jika ditotal, kami berjalan kaki sekitar 10-12 kilometer, namun semua itu tak terasa karena banyak pemandangan menarik yang kami saksikan seperti kawanan burung dara dan taman-taman Kota Mekkah yang cukup tertata apik, walaupun kaki terasa bengkak dan pegal. (Yayu Fathilal)
Video pawai obor sambut tahun baru Islam