Tongseng Hangat dengan Citarasa Asam Pedas Khas Sate Luwes
Tongseng hangat dengan citarasa asam pedas khas Lampung ini pas banget buat melawan dinginnya musim hujan.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Masih menampilkan tiga pilihan bahan baku, daging kambing, daging ayam, dan daging sapi.
Kali ini RM Sate Luwes menawarkan tongseng, sebagai makanan favorit yang tidak kalah lezatnya.
Makanan berkuah santan ini, sengaja dikonsep bagi konsumen yang gemar dengan kuliner berkuah lezat dengan citarasa asam dan pedas.
"Bila sebelumnya ketiga jenis daging itu diolah itu-itu saja, saya kira dengan hadirnya tongseng konsumen punya alternatif menikmati kuliner yang lebih variatif. Apalagi, belakangan ini tongseng cukup jarang yang menyediakan. Bilapun ada, paling hanya satu jenis saja. Sedangkan kita, punya pilihan tongseng kambing, sapi, dan ayam," ungkap Sugito pemilik RM Sate Luwes.
Warung Sate Luwes di Lampung.
Menu tongseng ini pun tidak kalah kalah lezat dengan satai istimewa milik rumah makan ini. Rasa manis, asam dan pedas langsung terasa ketika menyeruput kuah tongsengnya.
Daging yang digunakan pun memiliki irisan super, sehingga anda akan dimanjakan saat mengonsumsinya.
Paduan kuahnya yang manis ama pedas memberi kenikmatan yang tak terbayangkan. Belum lagi dagingnya yang lembut berpadu dengan kuah pedasnya, luar biasa banget.
Sebagai pelengkap anda hanya perlu menambahkan nasi putih sebagai teman menyantap.
Sugito mengatakan, daging yang digunakan sebagai menu tongsong tidak berbeda dengan daging pilihan satai. IA hanya menggunakan daging kualitas terbaik.
Jadi anda tidak perlu sungkan untuk menikmati tongseng ini, karena dijamin 100 persen daging tanpa adanya gajih atau lemak yang menyatu di mangkuk saji.
Masalah harga tidak perlu kuatir, kata dia, sebab dengan Rp 30 ribu konsumen bisa memesan salah satu dari tiga pilihan tongseng yang dimaksud.
Untuk padu padannya, cocok dinikmati dengan nasi hangat, acar timun, dan sambal pelengkap. Konsumen pun tidak perlu menunggu lama, sebab makanan lezat ini diolah hanya lima menit saja.
"Kita masak di depan pengunjung, karena memang konsep dapurnya terbuka, jadi proses memasak bisa dilihat langsung. Yang mau belajar juga bisa langsung lihat kok," ujarnya promosi.