Jengkol Mudah Ditemui di Mana-mana, Tapi Ini Istimewanya Jengkol dan Saus Khas Banjar
Kuliner berbahan jengkol mudah ditemui di mana-mana, tapi ini istimewanya jengkol dan saus khas Banjar.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Jengkol mudah ditemui di banyak daerah di Indonesia.
Tak terkecuali di Kalimantan Selatan.
Di provinsi ini, jengkol disebut jaring dalam Bahasa Banjar.
Jika di daerah lain jengkol dibuat kuliner semacam semur jengkol dan dimakan dengan nasi serta lauk pauk, maka di Kalimantan Selatan jengkol dijadikan kudapan alias camilan.
Biasanya, jaring atau jengkol ini direbus.
Kuliner jengkol di pasar terapung Banjarmasin.
Dimakannya dengan cara dicocol ke saus khusus untuk jaring.
Nama sausnya adalah Tahi Lala.
Sausnya berbahan santan yang dimasak hingga kental dan mengeluarkan minyak.
Rasa sausnya manis dan berwarna abu-abu agak coklat.
Saus tahi lala hanya bisa tahan selama beberapa hari karena berbahan santan dari kelapa yang mudah basi.
Jaring plus saus tahi lala ini banyak dijual di pasar-pasar tradisional di Kalimantan Selatan.
Sebungkus berisi belasan potong jaring dijual Rp 7.000.
Jika mendengar kata jengkol, biasanya yang terbayang adalah aromanya dan biasanya air kencing pun akan mengeluarkan aroma jengkol yang kuat jika kita banyak memakannya.
Aromanya akan membuat bau nafas tak sedap.
Sama juga dengan jengkol di daerah ini.
Namun semua itu seakan terbantahkan jika disantap dengan tahi lala.
Manisnya saus tersebut membuat rasa jaring atau jengkol jadi nikmat.
Seorang penjualnya di pasar terapung dekat Menara Pandang, Banjarmasin, Esah, mengatakan jaring-jaring tersebut dipasoknya dari Martapura, Kabupaten Banjar.
"Jaring ini harus direbus dulu empat jam, baru bisa dimakan," sebutnya.
Seorang penyuka jaring adalah Ita.
Dia tampak membeli sebungkus jaring yang dijual Esah.
"Enak banget, saya suka buat camilan biasanya," ujarnya sembari menunggu Esah membungkuskan jaringnya.
Pembeli lainnya, Ahmad, juga mengaku suka jaring.
Penjual kuliner jengkol di Banjarmasin.
"Buat makanan santai-santai sama keluarga. Saya paling suka sausnya. Rasa dan aroma jaring yang khas, kalau dipadukan tahi lala jadi beda rasanya, enak," akunya.
Di pasar ini, tak hanya menjual jaring, namun banyak lagi kuliner tradisional Banjar lainnya dan berbagai buah hasil hutan Kalimantan Selatan.
Lokasinya sangat mudah dicari.
Menuju kemari biasanya bisa menggunakan kendaraan pribadi atau ojek.
Pasar ini hanya beroperasi tiap Sabtu sore hingga Minggu siang. (Yayu Fathilal)