Benteng Van Der Vijk di Kebumen, Sisi-sisi Rapuhnya Bangunan Justru Jadi Fotografi Menarik
Benteng Van Der Wijk di Kebumen Jawa Tengah jadi obyek fotografi menarik, justru pada sudut-sudut bagian yang memperlihatkan usia uzurnya.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Kesan militer langsung terasa ketika masuk ke areal wisata Benteng Van Der Wijk di Jalan Sapta Marga Nomor 100, Gombong, Kebumen.
Tank besar dan sebuah patung tentara menjadi penyambut wisatawan yang hendak masuk ke komplek benteng.
Bangunan setinggi 10 meter dan didominasi warna merah menyala itu terlihat megah. Bahkan, tambah garang karena memiliki dinding setebal 1,4 meter.
Masuk ke dalam benteng, Anda langsung disambut lapangan besar di tengah benteng. Di lapangan inilah adegan perkelahian diguyur hujan disertai mandi lumpur di film The Raid 2 dibikin.
Benteng Van Der Wijk di Kebumen
Kegagahan bangunan berbentuk segi delapan itu samakin terasa saat masuk ke dalam ruangan yang ada.
Hampir seluruh ruangan dibuat dari batu bata tebal, bercat putih dan memiliki bentuk setengah lingkaran. Bahkan, pintu besi dan jendela juga punya bentuk setengah lingkaran.
Di kiri pintu masuk utama, terdapat ruangan yang konon digunakan sebagai tempat penjaga. Tepat di samping ruang jaga, terdapat anak tangga berlorong sempit menuju lantai dua. Lorong ini hanya cukup dilalui dua orang jika berpapasan. Itu sebabnya, pengunjung harus antre jika ingin naik ke lantai dua.
Sebagai lokasi wisata, Benteng Van Der Wijk tidak hanya "menjual" bangunan bersejarah namun juga wahana wisata keluarga yang telah dikembangkan.
Di antaranya, tersedianya kolam renang, kereta di atas benteng dan di komplek benteng, boom boom car juga terapi ikan.
Penambahan fasilitas ini membuat pengunjung tak lagi didominasi kalangan anak muda. Sebagian besar justru anak-anak beserta orangtua.
Benteng Van Der Wijk di Kebumen
Mengunjungi benteng ini tak lengkap rasanya tanpa mencoba kereta di atas atap benteng. Dari kereta, Anda bisa melihat jelas pemandangan sekeliling benteng.
Rasanya, seperti pasukan kolonial saat memeriksa keadaan di sekeliling benteng tatkala zaman penjajahan dahulu.
Berdasarkan keterangan "masinis" kereta atap Benteng Van Der Wijk, Suroso (49), sebagian besar wisatawan memang ingin mencoba wahana wisata tersebut.
"Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk keliling naik kereta. Sensasinya tentu beda kalau hanya keliling benteng jalan kaki," ujar Suroso sedikit berpromosi.