Air Terjun Lau Bente, Ke Lokasi Ini Harus Hanyut Dengan Pelampung dan Naik Turun Tebing
Susah payah menuju lokasi Air Terjun Lau Bente di Kabupaten Langkat ini. Anda harus hanyut di sungai, naik turun tebing. Haduuh!
Editor: Agung Budi Santoso
![Air Terjun Lau Bente, Ke Lokasi Ini Harus Hanyut Dengan Pelampung dan Naik Turun Tebing](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/air-terjun-lau-bente_20151215_121920.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM - Air Terjun Lau Bente direkomendasikan untuk anda pecinta alam, petualang atau traveler yang suka menjelajah objek wisata tersembunyi di Sumatera Utara.
Betapa tidak, objek wisata ini berada di dalam hutan Desa Rumah Galoh, Sei Bingei, Langkat, yang untuk mencapainya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam melewati hutan, menyusuri sungai, hanyut dengan pelampung.
Yap, anda akan merasakan sensasi dibawa arus menyusuri sungai kemudian menaiki dan menuruni tebing tinggi yang dengan tingkat kecuraman 90 derajat.
Tapi tenang, anda bisa menuruni dan menaiki tebing curam tersebut dengan rakitan bambu buatan yang dibuat seperti tangga.
![](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/air-terjun-lau-bente_20151215_122036.jpg)
Aliran sungai dari Air Terjun Lau Bente di Kabupaten Langkat.
Sesampainya di sana, alam terbuka dengan aliran air terjun Lau Bente cukup memikat. Dimana tebingnya berbentuk ukiran seperti tangga terbalik atau seperti Magic Wall di Bah Bolon.
Kemudian air jernih dari aliran Lau Berte juga cukup memikat karen derasnya cukup membuat badan seperti dipijat kuat. Banyak wisatawan mandi di bawah derasnya air untuk merasakan sensasi pijatan di bawah air terjun.
Sebelum disebut Air Terjun Lau Berte, air terjun ini diberi nama Air Terjun PLTA, karena sempat menjadi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air, yang dalam masa pembangunannya mesin dan pipa terbawa arus yang kuat karena banjir.
Zainal Manik menuturkan, lokasi Air Terjun Lau Berte sempat bakal menjadi lokasi PLTA, namun belum sempat difungsikan alat-alat sudah terbawa arus karena ada banjir.
"Di sini areanya memang dangkal, tapi banjir tidak tertebak kapan datang dan bisa setinggi apa, jadi belum sempat digunakan alat sudah terbawa arus dan akhirnya tidak dipasang lagi. Tapi area lokasi air terjun sempat diberi nama Air Terjun PLTA," katanya.
Kelebihan Air Terjun Lau Berte ini juga pada area terbuka yang luas sehingga jarak pandang mata untuk menikmati pemandangan alam juga cukup luas.
Menurut Zainal, wisatawan paling banyak datang dari kalangan rombongan komunitas pecinta alam atau traveler.
Ia menuturkan, jika rombongan ramai, tarif pemandu juga masih bisa kurang atau dinegoisasi.
"Rombongan komunitas pecinta alam dan mahasiswa yang paling sering ke sini. Objek wisata ini memang cocok untuk orang muda yang masih kuat, karena akses objek wisata ini cukup ekstrim untuk orang tua dan anak-anak," jelasnya.
Untuk mencapainya, wisatawan bisa menggunakan jasa pemandu yang sudah menawarkan jasa di sepanjang jalan kecamatan Sei Bingei.
Hanya bertarif Rp 30 ribu, tiap objek wisata anda bisa memilih objek wisata sekitarnya seperti Kolam Abadi, Air Terjun Teroh dan Air Terjun Tongkat.
Sedangkan untuk Air Terjun Lau Berte dan Batu Menangis karena lebih jauh sedikit lebih mahal sekitar Rp 40 ribu.
Desa Rumah Galoh hanya sekitar 2 jam dari Kota Medan, untuk mencapainya anda bisa menggunakan sepeda motor atau mobil karena akses jalan menuju ke sana cukup bagus.