Empuknya Bebek di Warung Pak Ndut, Bogor, Hanya Sekali Tarikan, Dagingnya Terlepas dari Tulang
Cukup mengagetkan, daging bebek goreng ini mudah dipisahkan dari tulangnya dalam sekali tarikan saja.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnewsbogor.com, Suut Amdani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TIMUR - Gerai kuliner dengan menu utama olahan daging bebek dan ayam ini baru saja buka di Kota Bogor.
Meski baru buka, gerai ini sudah ramai dikunjungi pelanggan.
Sejumlah karangan bunga ucapan selamat atas di bukanya gerai masih ada di halaman parkir.
Bebek ijo. (Tribunnewsbogor/Suut Amdani)
Lokasinya berada di Jalan Binamarga, No 17, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Ada plang besar berbentuk anak bebek berwarna kuning dengan tulisan "Bebek & Ayam Goreng Pak Ndut Cabang Kartasura'.
Restoran ini menempati bangunan rumah tinggal yang didesain menjadi tempat makan nyaman untuk bersatap.
Suasana interiornya perpaduan antara modern dan tradisional.
Pembeli tampak menempati lesehan, ada juga yang memilih meja makan cukup untuk empat orang.
Di bagian halaman belakang rumah makan ini, temboknya ditutup dengan interior gebyok khas rumah orang Jawa Tengah.
Saat masuk gerai kuliner ini, pengunjung dipandu pelayan restoran untuk memilih tempat makan yang cocok dan tersedia.
Di meja makan, terdapat tulisan yang cukup menggelitik, '100% Bebek Enak'.
Bebek Pak Ndut. (Tribunnewsbogor/Suut Amdani)
Tak lama, pelayan restoran yang memandu tadi menyodorkan sederet menu makanan, yang tentu saja olahan bebek dan ayam.
"Untuk anak bisa pilih Bebek Kremes, tidak pedas, sambalnya dipisah," kata pelayan restoran.
Tiga menu pun kami pesan, Bebek Sangan, Bebek Ijo, dan Bebek Kremes yang tidak pedas untuk anak.
Sekiran 15 menit, pesanan pun datang sampai di meja.
Ketiga menu tersaji di atas piring dari tanah liat dengan alas daun pisang.
Bebek Sangan tampil dengan sambal berwarna merah mencolok di bagian atas, membalut bebek goreng.
Lalu, lapisan paling bawah daun pepaya rebus, disandingkan dengan lalapan mentimun dan daun kubis.
Bebek Ijo juga serupa Bebek Sangan, bedanya disajikan dengan sambal berwarna hijau.
Berbeda dengan Bebek Kremes, disajikan di atas piring warna putih, dengan kremes di atasnya, sambalnya terpisah.
Kesan pertama melihat penampilan Bebek Sangan cukup menggoda.
Cukup mengagetkan, daging bebek goreng ini mudah dipisahkan dari tulangnya dalam sekali tarikan saja.
Saat sampai di lidah, bumbu khas Bebek Pak Ndut langsung terasa, bercampur sambal merah merona yang rupanya tidak terlalu pedas.
Heran, rupanya anak berumur 5 tahun juga tidak kesusahan makan daging bebek ini.
Alvaro, nama anak ini tidak merengek ke ibunya untuk melepasakan dagingnya dari tulang.
Tentu menyenangkan, tidak merepotkan mengajak anak makan di gerai ini.
Daging bebek ini juga empuk, jauh dari kata alot, bumbunya juga meresap hingga ke tulang.
Bagi yang belum mencoba, akan mengira kalau lalapan daun pepaya akan terasa pahit.
Rupanya, daun pepaya rebus di Bebek Pak Ndut, sama sekali tidak pahit.
Waktu itu, kami menikmati santapan bebek ini di posisi belakang restoran, ada ruangan semi terbuka yang disampingnya terdapat air mancur dan pohon rambutan rindang.
Kami bisa santai sambil bercengkerama.
Satu porsi Bebek Sangan bagian dada ini dibanderol Rp26 Ribu, Bebek Ijo (dada) Rp 25 ribu, dan Bebek Kremes (paha) Rp 24 ribu, ditambah nasi putih masing-masing Rp6.000, serta Es Jeruk per gelas Rp 10 ribu.
Di tambah pajak restoran 10 persen, kira-kira untuk bertiga cukup merogoh kocek Rp124.300 ribu.
Nah selama masa grand opening, pengunjung mendapat diskon sebesar 20%.
Lokasi gerai ini tepatnya berada di samping Hotel Horison, dari pintu keluar Tol Jagorawi, tingga belok ke kiri menyusuri Jalan Pajajaran, lalu ambil kiri setelah pusat belanja Giant.