Singgah Sejenak di Stasiun Bedono, Kabupaten Semarang, Dibangun Pemerintah Belanda Tahun 1873.
Meskipun jarang dikunjungi oleh orang, kondisinya sangat terawat. Cat bangunan tampak bersih, tidak ada bagian bangunan yang tampak rusak.
Editor: Malvyandie Haryadi
Jika datang ke stasiun ini anda akan dibawa ke suasana masa lalu.
Bangunannya bergaya kolonial dan berada di tengah kesunyian.
Jendela berukuran besar dengan aksen melungkung dibagian atas tampak menghiasi beberapa bagian tembok stasiun.
Karena rute kereta api yang melalui stasiun Bedono harus melewati bukit yang terjal maka pemerintah Hindia Belanda membangun rel bergerigi.
Diungkapkan Ketua Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana yang beberapa waktu lalu melakukan penjelajahan jalur kereta tersebut, fungsi rel bergerigi ini adalah untuk memudahkan lokomotif uap dalam menanjaki jalur tersebut.
"Perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij (NIS) sebagai perusahaan kereta api pada zaman itu kemudian membeli lokomotif uap khusus yang memiliki roda bergerigi yaitu seri B 25. Rel bergerigi ini diletakkan di tengah-tengah rel. Rel ini masih bisa dijumpai di jalur Ambarawa-Bedono," ujarnya.
Di salah satu sudut area stasiun juga terdapat turntable (alat pemutar lokomotif) namun sudat tak dipakai lagi.
Jika anda melakukan perjalanan dari Yogyakarta-semarang atau sebaliknya, tidak ada salahnya singgah sejenak.
Lokasi stasiun Bedono berada tidak terlalu jauh dari jalan raya yang menghubungkan Yogyakarta-Semarang.(*)