Curug Wadas Malang: Tawarkan Kesegaran di Tengah Panasnya Semarang, Tapi Butuh Nyali ke Sini!
Nyali Anda pun diuji lantaran harus melintasi kuburan masal yang konon digunakan untuk mengubur korban keganasan gerakan PKI.
Editor: Malvyandie Haryadi
Air terjun ini dikelilingi bebatuan besar. Biasanya, anak-anak yang bermain di sekitar curug memanfaatkan bebatuan tersebut sebagai pijakan melompat ke dasar curug.
Namun, Anda yang tak mahir berenang, tak perlu menguji nyali terjun ke dalam dasar air terjun. Dalamnya mencapai tiga meter.
"Sepulang sekolah, kami pasti main ke sini (Curug Wadas Malang). Bersama teman-teman mengendarai sepeda. Sesampainya di curug, pasati mandi. Airnya segar dan seru bisa berenang di sini," ujar Irfan (13), warga Plumbon.
Tak hanya Irfan, Miftahul Huda (22), juga kagum akan suasana Curug Wadas Malang.
Meski tinggal di Wonosari atau masih sekitar air terjun, Huda mengaku baru mengetahui keberadaan curug tersebut belum lama ini.
"Saya baru tahu dari teman yang rumahnya tak jauh dari sini. Ternyata benar, suasana di sini asri dan tenang," kata dia.
Aliran air dari Curug Wadas Malang terlihat jernih. Bahkan, Anda bisa melihat isi dasar sungai secara jelas. Sesekali, terlihat ikan wader yang melintas.
Di dekat curug, terlihat bangunan tinggi dan kokoh dan puing-puing yang sudah runtuh.
Konon, di zaman penjajahan Belanda, bangunan ini merupakan rel kereta dorong pengangkut kayu jati.
Tokoh Masyarakat Desa Plumbon, Sukisman mengatakan, Curug Wadas Malang berarti air yang turun dari tebing ke atas bebatuan yang melintang.
"Menurut orang tua dulu, ada sejoli yang mengikrarkan janji dan menorehkan nama di Curug Wadas Malang dan berakhir pada pernikahan yang langgeng," papar Sukisman.
Diakuinya, Curug Wadas Malang belum terlalu populer.
Kalaupun kini banyak yang berkunjung, itu pun warga sekitar.
Dia pun berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menetapkan Curug Wadas Malang sebagai objek wisata resmi.