Pepes Ikan atau Ayam Sih Biasa, Tapi Kalau "Pepes" Roti? Hanya Ada di Dapoer Roti Bakar
Baru kali ini ada orang jual roti bakar, rotinya diselimuti daun pisang dulu baru dibakar.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Malam itu, Jakarta seperti biasa, dirudung gerimis yang sejuk.
Kalau sudah begitu paling enak mencari makanan ringan nan hangat dekat rumah.
Terpilihlah Dapoer Roti Bakar! Di area Pasar Minggu keberadaan kedai ini cukup nge-hits.
Buktinya, meski langit lagi rintik-rintik, kursinya penuh sampai waiting list.
Apa sih yang bikin nge-hits? Marik kita telusuri yah.
Tempat ini buka 24 jam! Tampaknya ini menjadi salah satu faktor paling menyenangkan bagi orang yang suka kelaparan di malam buta.
Parkiran motor cukup luas. Lokasi parkirannya pun aman karena di dalam kedai juga. Jadi makan tidak sambil was-was.
Harganya pun tergolong murah, namun rasanya sangat "bintang".
Ternyata Dapoer Roti Bakar menunya unik-unik.
Tak hanya nama menunya yang unik semacam: Sapi Bahagia, Belgia, Niagara, Lady, Amerika dan sebagainya, tetapi memang tampilannya unik.
Pertama saya pesan yang unik. Yah, karena baru kali ini ada orang jual roti bakar, rotinya diselimuti daun pisang dulu baru dibakar.
Aromanya pun sedap.
Sebelum berkisah rasa, saya ceritakan dulu cara pesannya.
Pertama pilih roti yang mau digunakan: roti selimut hijau (roti dibakar pakai daun pisang), roti gandum, spesial atau marcopolo (berbahan dasar kentang).
Fresh milk green tea dan cappuccino. (Catur Guna Yuyun Ang)
Kemudian baru pesan mautopping apa, yang manis atau asin.
Yang manis itu ada selai, cokelat dan lainnya. Sementara yang asin lebih ke keju, kornet, atau ikan.
Oke berhubung saya pesannya Selimut Hijau, mari kita buka selimutnya.
Diberi nama selimut hijau karena sebelum dibakar dia diselimuti dulu sama daun pisang.
Tapi saya kok lebih suka nyebutnya pepes roti bakar.
Soalnya cara masaknya seperti pepes. Rotinya terasa gurih kokoh dengan keju yang meleleh.
Canggihnya lelehan keju ini tidak membuat tekstur roti jadi lembek. Tetapi tetap kokoh.
Usut punya usut ternyata rotinya pun homemade!
Jadi singkat cerita, si pemilik kedai ini sebelum membuka warung roti bakar, dia riset mencoba semua pedagang roti bakar kaki lima sampai kafe di Jakarta.
Ia juga ke Singapura selama 10 hari dan beberapa hari di Malaysia hanya untuk keluar masuk kedai roti bakar.