Unik, Sentra Kerajinan di Muntilan Ini Menyajikan Buah Tangan yang Terbuat dari Batuan Merapi
Wilayah tersebut memang sejak lama telah dikenal sebagai sentra penjualan kerajinan dari batuan gunung Merapi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Untuk patung yang berukuran cukup besar menggunakan batuan andesit, tetapi jika miniatur candi maupun miniatur budha terbuat dari bubuk batu dan semen.
Bergama kerajinan yang dijual di daerah Muntilan ini terkenal dengan kualitas serta detailnya yang menawan.
Untuk harga, beragam kerajinan tersebut harganya sangat bervariatif.
Untuk cobek, dapat anda bawa pulang mulai dari Rp. 5 ribu untuk ukuran paling kecil hingga sekitar Rp.400 ribu untuk ukuran terbesar.
Sedang untuk beragam jenis minatur harganya mulai dari Rp.20 ribu hingga ratusan ribu.
"Untuk patung yang terbuat dari batuan alam, memang agak mahal, karena prosesnya lama dan juga bahan bakunya sekarang cukup mahal," ujar Arif.
Lebih lanjut dia mengatakan, satu pasang patung gupolo yang ada di tempatnya dihargai mulai Rp. 5 juta hingga yang paling mahal Rp. 50 juta.
Selain sebagai pusat penjualan, beberapa warga daerah tersebut juga menjadi pengrajin/ pemahat batu. Maka tak heran jika melintasi daerah tersebut suara batu beradu dengan besi pemahat nyaring terdengar.
Kasrin Endro Prayono (74), salah satu pemahat di Dusun Prumpung mengatakan awalnya warga di sana membuat kerajinan sederhana seperti kijing (batu nisan), umpak (penopang tiang bangunan), dan cobek.
"Dulu bapak saya juga memproduksi kerajinan tersebut. Seiring perkembangan zaman, bapak saya mendorong saya untuk membuat kerajinan lainnya," ujar pria yang sejak tahun 1957 telah memahat tersebut.
Atas dorongan tersebut Kasrin mencoba membuat topeng dari batu Merapi.
Tak disangka pahatanya tersebut dibeli orang Sumatra yang sedang berkunjung ke Muntilan.
Setelah itu dia mendapat pesanan kepala Budha.
Karena sebelumnya belum pernah membuat patung Budha, Kasrin harus pergi ke Candi Borobudur untuk melihat secara langsung dan mempelajarinya.