Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Bromo Meletus, Coban Jahe di Malang Kebanjiran Wisatawan

Sejak Gunung Bromo meletus, obyek wisata Coban Jahe di Malang kelimpahan banyak wisatawan. Apa istimewanya tempat ini?

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Gunung Bromo Meletus, Coban Jahe di Malang Kebanjiran Wisatawan
Foto-foto: Surya/ Sri Wahyuni
Pesona Air Terjun Coban Jahe di Malang. 

Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyuni

TRIBUNNEWS.COM - Erupsi Gunung Bromo menjadi berkah bagi pengelola tempat wisata lain di Malang, Jawa Timur.

Seperti dialami pengelola tempat wisata Coban Jahe Desa Pandansari Lor Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.

Tempat wisata air terjun ini mendapat limpahan wisatawan dari Bromo, terutama saat libur panjang sekolah, Natal, dan Tahun Baru.

Coban Jahe mulai ramai dikunjungi wisatawan dua tahun terakhir. Air terjun ini letaknya tidak jauh dari pusat Kota Jabung dan Pakis.


Wisatawan asyik bermain di aliran Air Terjun Coba Jahe di Malang.

Wisatawan dari Bromo datang ke tempat itu bersama jasa penyewaan jeep. Mereka biasanya setelah melihat matahari terbit dan semburan Bromo dari kawasan Wonokitri, Tosari, Pasuruan, kemudian lewat Nongkojajar hingga ke Coban Jahe, Jabung.

Menurut Koordinator Ikatan Pecinta Alam Begawan Abiyasa (Ipasa) Desa Pandansari Lor Kecamatan Jabung, Ahmadul Basori, ketika libur panjang ini, setiap hari antara lima jeep hingga 10 jeep dari Bromo datang ke Coban Jahe.

BERITA TERKAIT

"Tentu saja membawa wisatawan, satu jeep berisi enam orang. Ada wisatawan lokal, juga mancanegara. Ini terjadi saat libur panjang ini, dan Bromo sedang erupsi. Biasanya mereka datang setelah melihat Bromo dan matahari terbit dari Penanjakan (Wonokitri)," ujar Basori kepada Surya.

Wisatawan yang datang ke Coban Jahe tidak hanya disuguhi pemandangan air terjun semata. Air itu jatuh dari ketinggian sekitar 43 meter. Warga sekitar menyebut coban itu berada di aliran Sungai Jahe. Wisatawan bisa mandi di kolam di bawah air terjun.

Namun bukan itu tantangan di tempat wisata tersebut. Wisatawan bisa berwisata River Tubing. Sebab pengelola tempat wisata yang berada di kawasan Perhutani itu menyediakan peralatan tubing.

Sungai Jahe yang berada di bawah Coban Jahe juga cocok sebagai lokasi atraksi seluncur di sungai memakai ban itu.

Arus sungai berpadu antara deras dan landai. Kedalaman sungai maksimal hanya sepaha orang dewasa. Bebatuan yang tidak begitu rapat membuat adrenalin makin terpacu saat bermain tubing.

Ada Juga Tracking

Tarif paket tubing itu Rp 75.000 per orang. Wisatawan mendapatkan fasilitas ban, pelampung, helm, makan dan minum, plus guide. Sementara tarif masuk ke tempat itu Rp 5.000 per orang.

"Selain tubing, juga ada trecking. Wisatawan kami pandu ke tiga coban lain di desa ini, yakni Coban Ani-Ani, Coban Sari, dan Coban Kodok. Ketiganya hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Pemandangan indah. Desa kami banyak memiliki coban, tetapi masih empat ini yang dijadikan tempat wisata," imbuh Basori.

Untuk menuju ketiga coban selain Coban Jahe, wisatawan harus menuju Coban Jahe dulu. Kendaraan diparkir di tempat itu. Pemandu juga bermarkas di tempat tersebut. Dari lokasi Coban Jahe itulah, barulah petualangan ke ketiga coban dimulai.

Coban Jahe sendiri dibuka untuk wisatawan sejak tahun 2012. Ketika itu, wisatawan yang ingin bermain tubing bisa memesan melalui media sosial kepada pengelola. Pengelola kemudian menyiapkan peralatan.

"Karena alatnya kami simpan di Kota Malang. Baru dua tahun ini, peralatan disimpan di sini. Jadi pengunjung tidak perlu memesan terlebih dahulu. Bisa sewaktu-waktu langsung kesini," imbuh Khoironi, salah satu pemandu.

Nama Coban Jahe makin dikenal setahun terakhir. Pengunjung makin membludak. Setiap akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 300 - 400 orang per hari, termasuk saat libur panjang akhir Desember hingga awal Januari 2016 ini.

Tempat wisata itu dikelola oleh Lembaga Kemitraan Desa Pengelola Hutan (LKDPH). Di dalamnya ada kelompok Ipasa yang bertugas sebagai pemandu dan ranger kawasan.

Nama Coban Jahe sendiri tidak mengacu kepada tanaman jahe. Karenanya jangan berharap wisatawan yang datang ke tempat itu akan menemukan tanaman jahe. Jahe mengadopsi Bahasa Jawa 'pejah'e' yang berarti 'matinya' seseorang.

Lokasi sekitar Coban Jahe di tahun 1948 menjadi ladang pembantaian pasukan Indonesia oleh pasukan Belanda.

Ketika itu, pasukan Indonesia sedang beristirahat di tempat itu, namun ketahuan Belanda dari atas bukit pasukan Indonesia ditembaki. Sebanyak 38 orang pasukan Indonesia gugur. Mereka dimakamkan di taman makam pahlawan Coban Jahe yang terletak 750 meter sebelum lokasi air terjun.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas