Kembangkan Wisata, Bupati Banyuwangi Wawancarai Wisatawan Tentang Apa yang Mereka Maui
Demi kembangkan wisata lokal, Bupati Banyuwangi terpilih sampai mewawancari sejumlah wisatawan tentang apa yang mereka maui.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM -Bupati Banyuwangi terpilih 2016-2021 Abdullah Azwar Anas menghabiskan libur tahun baru dengan berwisata ke Gunung Ijen dan Pantai Bangsring sambil menggali masukan dari wisatawan untuk pengembangan obyek wisata di daerah itu.
Saat dihubungi di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (3/1/2016), Anas menjelaskan meskipun bersama keluarga, ia memanfaatkan liburan itu untuk berdiskusi dengan wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
"Dari diskusi itu, sejumlah wisatawan memberi kritik konstruktif. Masukan-masukan itulah yang akan kami gunakan untuk perbaikan dan pengembangan pariwisata Banyuwangi," kata Anas yang bersama pasangannya Yusuf Widyatmoko meraih 88,96 persen suara pada Pilkada Banyuwangi 9 Desember 2015.
Dia mencontohkan ada masukan soal penambahan fasilitas toilet di kaki Gunung Ijen, meskipun sebenarnya pemerintah daerah sudah membangun infrastruktur air bersih.
Abdullah Azwar Anas
"Namun, karena saking banyaknya wisatawan, menjadi terbatas. Ada antrean lama," katanya.
Saat libur tahun baru, wisatawan di Gunung Ijen memang melonjak pesat sekitar 400 persen. Biasanya, pada hari biasa ada sekitar 600-700 wisatawan, saat liburan melonjak hingga sekitar 4.000 wisatawan.
Terhadap masukan-masukan itu, Anas menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat untuk pengembangan destinasi wisata, terutama karena sejumlah aset destinasi dimiliki pemerintah pusat maupun BUMN.
Seperti Gunung Ijen, katanya, yang pengelolaannya oleh pemerintah pusat melalui BKSDA, namun akses infrastrukturnya dibangun oleh pemerintah daerah.
"Contohnya lagi di Pantai Boom Banyuwangi, itu kan asetnya milik BUMN. Kami cari cara bagaimana biar berkembang. Tahap awal bersama-sama antara pemda dan BUMN membangun taman, amphitheatre, dan pojok kuliner. Kemudian setahun lalu kami diskusi, dan kini di sana sudah mulai dibangun marina atau dermaga kapal pesiar. Marina itu akan jadi ikon baru dalam dua tahun ke depan," katanya.
Setelah dari Gunung Ijen, Anas menuju ke Pantai Bangsring yang mempunyai rumah apung dengan beragam fasilitas, mulai keramba penyelamatan ikan hiu, snorkeling, dan sejumlah wahana permainan air.
Di tempat itu wisatawan bisa ikut merawat ekosistem terumbu karang. Pantai itu satu jalur dengan Pulau Tabuhan yang kini digunakan untuk selancar layang dan angin.
"Rumah Apung di Pantai Bangsring ini salah satu yang terbaik di Indonesia menurut pemerintah pusat. Pengelolanya kelompok masyarakat nelayan. Ini akan kami beri sentuhan lagi biar makin bagus. Fasilitasnya sudah oke, seperti toilet yang bersih dalam jumlah banyak," kata Anas.
Rumah Apung Bangsring terletak sekitar 20 meter dari bibir Pantai Bangsring, bisa ditempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Banyuwangi. Untuk menuju ke rumah apung, wisatawan menaiki kapal yang dikelola warga sekitar dengan harga sangat terjangkau.
Saat ini, Rumah Apung tersebut mempunyai fasilitas delapan keramba penyelamatan hiu, 17 kano, empat banana boat, beragam peralatan selam, dan 35 toilet yang representatif. Wisatawan bisa berenang bersama anakan hiu yang telah diselamatkan setelah terluka saat terkena jaring nelayan.
Anas lalu menceritakan pengalaman bertemu para eksekutif perusahaan luar negeri yang berlibur di Banyuwangi. Meski sedikit lelah saat mendaki atau menyusuri pantai, mereka terpana dengan keindahannya. Mereka juga berkemah di Pulau Tabuhan.
"Wisatawan kelas menengah ke atas mulai bergeser dari wisata massa, seperti wisata buatan ke wisata berbasis alam yang terhindar dari hiruk-pikuk kota. Potensinya besar karena belanja mereka besar, sehingga yang diuntungkan masyarakat pelaku pariwisata," tambah Anas. (antara)