Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nusa Kutu yang Eksotis, Terpisah dari Daratan Flores, Kini Dihuni Kambing

Karena gempa, Nusa Kutu di NTT yang dulu menyatu dengan daratan Flores itu terpisah. Kini cuma dihuni kambing.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Nusa Kutu yang Eksotis, Terpisah dari Daratan Flores, Kini Dihuni Kambing
Pos Kupang/Aris Ninu
Nusa Kutu yang terpisah dari daratan sejak 1992. Kini dihuni kambing-kambing. 

"Kalau air pasang, jalan ini tidak bisa dilewati. Air laut akan masuk dari arah barat memenuhi hutan bakau. Air laut juga mengenangi hampir semua areal di depan dua bukit ini sehingga terlihat seperti kubangan. Kalau di deretan pohon asam sampai ke pesisir pantai sebelah utara tidak Tinggi air laut yang menggenangi areal ini bisa sampai selutut sehingga hampir tidak ada orang yang ke pulau Nusa Kutu kalau air laut sedang pasang, " tuturnya.

Ibrahim Nura dan Antonius Wangga, warga Kolisia yang merupakan pemilik tanah di sekitar pulau ini yang ditemui di desa tersebut menjelaskan dahulunya di sekitar pantai ada sebuah perkampungan yang berhadapan dengan laut utara Flores. Kehidupan masyarakat kampung tersebut berubah total setelah timbul sebuah malapetaka. Semua warganya secara tiba - tiba saja saja mengalami kebutaan total.

Kebutaan yang membuat panik warga setempat terjadi akibat pantangan yang telah diwariskan nenek moyang mereka dan ditaati secara turun temurun dilanggar. Kejadian berawal ketika dua perempuan buta usai mengumpulkan kayu bakar memanggil anjing seolah berbicara dengan manusia.

Akibatnya semua warga di kampung tersebut mengalami kebutaan. Hujanpun turun terus menerus selam beberapa hari. Air laut kemudian naik dan akhirnya menutupi kampung tersebut. Wilayah tersebut sekarang dikenal dengan nama Teluk Kolisia.

Dihuni Kambing

Selepas menapakai ketinggian pulau Nusa Kutu ± 6 meter dan mengitari pulau sepanjang ±15 meter dengan lebar ± 5 meter rasa-rasanya kaki ini penat.

Bukit - bukit terjalnya seakan menantang membuat penulis harus berkejaran dengan waktu karena sebentar lagi air laut akan pasang. Tak terasa, sudah sejam lebih kaki ini melangkah di setiap sudut pulau tandus ini, melompat dari bukit kecil ke bukit satunya yang lebih besar di depannya.

Berita Rekomendasi

Margaretha warga Kolisia lainnya yang ditemui mengatakan, dulunya pulau Nusa Kutu dihuni ratusan ekor kambing yang dilepas oleh Aloisius Walo ( almahrum ) dan anaknya Kanisius Wisang.Kalau air laut surut, kambing - kambing tersebut kadang pergi sampai ke daratan dan kembali lagi kalau siang sebelum air pasang.

"Kadang juga mereka terlambat pulang sehingga ada yang sering mati tenggelam. Kalau mereka makan tanaman milik penduduk di sawah maupun pekarangan rumah ada penduduk yang membunuhnya. Sekarng juga masih ada tapi tinggal beberapa ekor saja " sebut Margaretha.

Emilinda Buka,warga Dusun Edo lainnya yang dijumpai Pos Kupang di tempat yang sama mengatakan tanah di sekitar pulau merupakan milik Bapak Lari, Bapak Nita selaku ketua adat dan juga kepunyaan bapak Ibrahim Nura dan Antonius Wangga.

Kalau hari minggu suka ada orang yangke pulau tersebut. Tapi kalau ke sana pinta Linda, harus tunggu air laut surut.Di sekitar pantai Magepire sambungnya, ada tinggal beberapa nelayan Suku Bajo dari Desa Wuring yang buat rumah darurat.

Jika ditata dengan baik tentunya tempat ini akan menjadi salah satu destinasi wisata. Ada baiknya lokasi wisata ini jadi satu paket dengan kunjungan ke Wair Nokerua yang berada beberapa ratus meter ke arah timur dari Nusa Kutu, bukit Tanjung dan pantai Kajuwulu yang mempesona.*

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas